UMKM Harus Ambil Bagian Industri Halal
Produk halal saat ini sudah menjadi tren dunia. Halal juga sudah menjadi gaya hidup global.
Bojonegoro, HARIAN BANGSA.net - Produk halal saat ini sudah menjadi tren dunia. Halal juga sudah menjadi gaya hidup global. Bahkan, produk halal sudah ada di dalam persetujuan World Trade Organization (WTO). Selain itu, potensi kebutuhan terhadap produk halal diperkirakan akan mencapai 62 persen di Asia Pasifik tahun 2030.
Dengan melihat potensi tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), khususnya yang berbasis pesantren untuk ikut ambil bagian di dalamnya. Salah satunya, yakni lewat program One Pesantren One Product (OPOP). Ini penting karena, UMKM telah menjadi backbone PDRB Jatim sebesar 57,25 persen.
"Para pelaku IKM dan UMKM harus percaya diri dan bersinergi dengan kawasan industri halal yang saat ini disiapkan di Sidoarjo. Saya harap pelaku-pelaku usaha berbasis pesantren ini bisa ikut ambil bagian di dalamnya," ungkap Khofifah di hadapan peserta Silaturahmi Pondok Pesantren dan Peserta OPOP Jatim se-eks Karesidenan Bojonegoro di Hotel De Warna, Bojonegoro, Minggu (6/6).
Menurut Khofifah, pengakuan dari WTO terhadap produk halal menjadi bagian penting. Dengan data tersebut bisa menjadi pemandu bahwa skala ekonomi Indonesia dibandingkan negara di dunia yang mayoritas penduduknya beragama Islam pada posisi yang on the right track.
Bahkan lembaga riset Internasional, McKinsey Global Institute pun memprediksi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling stabil di dunia. Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia pada tahun 2030. Tak hanya itu, PricewaterhouseCoopers (PWC) memprediksi Indonesia masuk empat ekonomi besar di dunia pada tahun 2050.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, untuk memperkuat OPOP, perlu adanya pengembangan digitalisasi online dan e-commerce untuk perluasan pasar. Hal ini sejalan dengan prediksi yang disampaikan Jack Ma saat The World Economy Forum, sebanyak 99 persen UMKM tahun 2030 'will be online' dan 85 persen UMKM di tahun 2030 'will be e-commerce’.
“Ini kekuatan yang luar biasa. UMKM ini harus percaya diri bersinergi dan harus melakukan pengembangannya secara online bentuk e-commerce. Sehingga akan bisa memperluas skala pasarnya,” terang Khofifah.(dev/rd)