UMKM Lumajang Ciptakan Jamu Kristal Jahe di Masa pandemi
Berbekal dari keresahan masyarakat akan kebutuhan jamu yang berbahan dasar Jahe, Temulawak. Perempuan yang merupakan pengelola E-Warong Srikandi ini berinisiatif membuat jamu yang bisa bertahan lama.
LUMAJANG, HARIANBANGSA.net - Ditengah Pandemi Covid-19, banyak orang ingin meningkatkan imun dan daya tahan tubuh agar tidak terjangkit virus yang sangat membahayakan. Banyak cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar kebal dari Virus Covid-19, salah satunya dengan mengkonsumsi jamu tradisional seperti jahe dan kunyit.
Salah satu UMKM Lumajang, Siti Mulyasa, warga Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir. Ditangan wanita berusia 46 tahun itu, Virus Covid-19 membawa keberuntungan. Pasalnya pihaknya menciptakan peluang bisnis baru yakni membuat jamu istan dan cair dari jahe, kunyit dan temulawak.
Berbekal dari keresahan masyarakat akan kebutuhan jamu yang berbahan dasar Jahe, Temulawak. Perempuan yang merupakan pengelola E-Warong Srikandi ini berinisiatif membuat jamu yang bisa bertahan lama.
"Awalnya membauat jamu cair hanya dikonsumsi sendiri untuk mencegah agar terhindar dari Virus Covid-19 dan dipajang di etalase E-Warong, lama-lama banyak peminatnya," kata Siti saat ditemui media Harian Bangsa di E-Warong Srikandi yang merupakan bagian rumahnya, kemarin Senin (07/12).
Dengan banyaknya peminat jamu cair, akhirnya membuat jamu kristal. Hal ini dilakukan agar jamu yang ia buat bisa bertahan lama. "Kita dibekali pemberdayaan dari Pendamping PKH agar berinovasi dalam membuat jamu kristal," ungkapnya.
Menurtnya, awal mula pembuatan jamu Kristal ini terasa sulit, karena ia belum pernah membuatnya. Apalagi, bahan dasar seperti, jahe, kunyit dan temulawak tergolong langka lantaran diburu orang. “Kendala ada pada harga bahan yang terkadang melambung tinggi karena untuk pembuatan jamu bahan-bahan yang digunakan harus merupakan bahan berkualitas baik,” katanya.
Akan tetapi, kendala tersebut tidak menyurutkan langkah Siti dan teman-teman untuk terus mengembangkan industri jamu di daerahnya ini."Kami masih terus memproduksi sampai sekarang dan ini jamu herbal tanpa pengawet" tambah perempuan yang menjadi peserta PKH.
Untuk proses pembuatannya, seluruh bahan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian kupas dan parut atau blender sampai halus. Bila perlu ditambahkan air sedikit untuk mempermudah proses pemblenderan.
“Saring jahe yang telah diblender untuk memisahkan larutan dan ampasnya. Rebus cairan jahe dengan api kecil dan tambahkan gula. Aduk hingga larut dalam cairan jahe. Dengan api kecil, rebus larutan sambil diaduk terus hingga mengkristal, kristal jahe dan berbagai jamu lainnya dihaluskan menjadi bubuk atau serbuk. Serbuk jahe yang sudah mengkristal siap dibungkus," ungkapnya.
Pembelinya tidak hanya dari kabupaten Lumajang, tetapi banyak juga diluat kota Lumajang. Untuk Jamu Kristal dengan label "Srikandi" ini harganya bervariasi. Jahe kristal sekitar Rp. 25 ribu. Sedangkan untuk Jamu temulawak dan kunyit kristal sekitar Rp. 17.500 dengan berat 200 gram.
Pembelinya kebanyakan dari Kabupaten Banten, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, dan Kabupaten Malang. Peminat dari luar kota, biasanya memesan melalui media sosial “Kalau mau pesan bisa kontak ke nomer saya, 082331953323," pungkasnya. (ron/diy)