Viral, Video Siswa Kelas 5 SD Dianiaya Temannya
Beredar di media sosial (Medsos) sebuah video dengan durasi 21 detik yang memperlihatkan seorang siswa kelas 5 SD yang dianiaya teman sekelasnya di wilayah Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.
Jombang, HARIANBANGSA.net - Beredar di media sosial (Medsos) sebuah video dengan durasi 21 detik yang memperlihatkan seorang siswa kelas 5 SD yang dianiaya teman sekelasnya di wilayah Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.
Dari video tersebut, di lokasi kejadian yang berada di pinggir sungai nampak terekam beberapa anak yang melihat aksi penganiayaan. Korban yang diketahui bernama R (11), dipukul dan ditendang pelaku berulang-ulang. Meski korban sudah meminta ampun, namun tak dihiraukan pelaku. Malah terus menendang sambil mengumpat.
Beberapa anak tersebut tidak ada yang menolong korban, meski korban sudah tersungkur. Malah satu dari anak tersebut merekam video dengan menggunakan ponsel.
Plt Kepala SDN Japanan 1, Moh Sidik mengatakan, pihaknya mengakui bahwa korban dan pelaku merupakan siswa di sekolahannya. "Kejadiannya Sabtu (24/6) siang, sekitar pukul 13.00 WIB. Kami mengetahui kejadian itu pada malam harinya. Saya juga mendatangi langsung ke rumah korban untuk musyawarah," ucapnya saat ditemui sejumlah wartawan, Senin (26/6).
Dikatakan Sidik, pelaku pemukulan itu diketahui bernama S (11), yang merupakan siswa sekelas dengan korban. Sedangkan lokasi kejadian berjarak seratus meter di belakang sekolah.
"Sama-sama kelas 5-nya. Cuma rumahnya memang beda desa saja. Kejadiannya di luar sekolah sekitar seratus meter dari sekolah. Sudah pulang sekolah juga. Katanya diajak bermain layang-layang terus berkelahi," terangnya.
Diungkapkan, dari pemeriksaan awal yang dilakukan, pelaku juga telah mengakui perbuatannya. Sidik menyebut, pelakunya juga hanya satu orang saja. Insiden pemukulan sendiri diduga karena dendam.
"Jadi kami pastikan itu bukan pengeroyokan, yang memukul itu S. Memang ada 5-6 orang di sana, tapi yang lain melihat saja. Awalnya kemungkinan karena dendam. Namanya anak kami juga tidak tahu," tegasnya.
Atas kejadian tersebut, pihak sekolah telah memanggil kedua orang tua. Baik dari korban juga pelaku untuk dimediasi dan tidak mengupayakan ke jalur hukum. Keduanya kemudian membuat kesepakatan damai. Orang tua pelaku akan memberikan uang santunan sebesar Rp 4 juta untuk pengobatan korban dengan perjanjian tidak menuntut. Tapi masih dicicil Rp 1 juta.
"Awalnya kemarin ya tidak ke hukum, karena saya kira sudah saling menerima dan selesai. Nggak tahunya sekarang viral begini," tukas Sidik.
Saat ini kondisi korban mengalami memar di dada, kepala bagian belakang, punggung dan leher. "Memar biru didada, terus di kepala itu ada benjol dan gosong-gosong, di punggungnya juga. Yang dikeluhkan itu yang dileher," tutur IH (40), ibu korban.
Meski sudah menandatangani pernyataan damai dan menerima, IH saat ini masih memikirkan kondisi anaknya yang masih merasa kesakitan. Apalagi kalau duduk, korban merasa sakit dibagian punggung.
"Anak saya masih merasa ada yang dikeluhkan Mas. Mau dibawa ke rumah sakit biar dicek rontgen dan CT Scan biar tahu kondisinya. Tapi tidak ada uang. Kemarin masih dikasih satu juta dan kata orang-orang belum cukup," ungkapnya.(aan/rd)