Wali Kota Malang Tinjau PTM SD-SMP, Utamakan Prokes Ketat
Peninjauan hari ketiga PTM itu untuk mengetahui penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat guna mencegah penularan Covid-19.
Kota Malang, HB.net - Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji meninjau langsung pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Purwantoro 1 dan SMPN 5 Malang, Rabu (8/09/21).
Peninjauan hari ketiga PTM itu untuk mengetahui penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat guna mencegah penularan Covid-19.
"Kami melihat prokes pada pelaksanaan PTM di dua sekolah itu berjalan dengan baik dan bagus. Hanya saja butuh penambahan ketersediaan alat oksimeter serta tabung oksigen di tiap sekolah sebagai penunjang," kata Sutiaji.
Ditambhkan Wali Kota, siswa yang mengikuti PTM di SDN Purwantoro 1 dan SMPN 5 atau sekolah lainnya diperkirakan sekitar 97 persen. Semisal, SDN Purwantoro 1 dengan jumlah total 498 siswa, tidak hadir hanya 22 siswa.
"Di SMPN 5 Malang ada 787 siswa, tidak hadir 35 siswa. Ketidakhadiran siswa pada PTM, disebabkan kondisi sakit atau baru sembuh, khawatir tertular serta posisi masih di luar kota," beber Sutiaji.
Menurut dia, kesehatan menjadi prioritas utama agar diperhatikan selama PTM berlangsung di masa pandemi. Termasuk peran serta orang tua dalam menguatkannya.
"Terpenting, pihak sekolah dalam melaksanakan PTM jangan sampai melakukan pemaksaan kehendak. Akan tetapi, dilaksanakan sesuai kemampuannya," imbuh Wali Kota.
Sementara itu, Kepala Dindikbud Kota Malang, Suwarjana, S.E, M.M menyampaikan, pelaksanaan PTM di Kota Malang berjalan 85 persen untuk jenjang SD/MI. Sisanya 15 persen belum melakukan PTM karena beberapa faktor. Di antaranya sarpras prokes belum memadai, jumlah siswa sedikit dan lainnya.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji didampingi Kadindikbud Suwarjana, Kadinkes dr Husnul Muarif, Kepala SDN Purwantoro 1 Suparti, S.Pd, M.Pd serta perwakilan komite sekolah menyapa siswi di kelas sewaktu PTM, Rabu (8/09/21). Foto : Humas Kota Malang.
"Namun, pada jenjang SMP/MTs, khususnya SMPN insyaallah PTM 100 persen, termasuk SMPN 28, 29, 30 mengikuti PTM. Dukungan orang tua menguatkan prokes pada anak juga diperlukan," terang dia.
Terkait penyediaan oksimeter dan oksigen di lingkungan sekolah. Mantan Kapus dan Arsip Kota Malang ini menandaskan, pihaknya akan mengkaji dan berkoordinasi dengan Dinkes. Diambilkan dari pos anggaran mana untuk kebutuhan tersebut, jangan sampai salah melangkah.
"Untuk kebutuhan oksimeter dan oksigen, nantinya satu sekolah satu oksigen dan satu kelas satu oksimeter. Harapannya, sekolah swasta pun seperti itu," pungkas dia. (iwa/ns)