Walikota Berharap Mojokerto Jadi Kota Pariwisata
Mojokerto, HARIAN BANGSA - Sebagai daerah terkecil di Indonesia, Kota Mojokerto terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Dibawah kepemimpinan Walikota Ika Puspitasari dan Wakil Walikota Achmad Rizal Zakaria, percepatan pembangunan tak hentinya dimodernisasi oleh keduanya.
Hal ini, tidak lepas dari program prioritas utama mereka dalam menyejahterakan masyarakatnya. Ada tiga program khusus yang saat ini tengah difokuskan dalam mendukung Kota Mojokerto sebagai Kota Pariwisata.
Yang pertama, penanganan banjir di sejumlah wilayah. Sebagai daerah yang memiliki topografi cekungan, Kota Mojokerto sering kali dilanda banjir di beberapa titik ketika hujan deras. Tak heran, permasalahan banjir tersebut menjadi perhatian khusus bagi wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini.
Sejak tahun pertama menjabat, Ning Ita, sapaan akrab walikota, terus berbenah dengan meninjau secara langsung kondisi di lapangan. Seperti, perbaikan sistem drainase secara terpadu (biopori, sumur resapan, bozem).
Tak hanya perbaikan sistem drainase, pemkot juga melakukan normalisasi saluran primer sepanjang 24,248 km, sekunder 91,158 km, dan tersier 248,542 km. Serta pengadaan sekaligus peningkatan sarana dan prasarana (pompa, rumah pompa dan pompa portable, excavator dan truk).
"Sebagai kota yang dikelilingi dengan berbagai aliran sungai, tentunya sampah- sampah tersebut tidak datang secara regional saja ya. Yang artinya, Kota Mojokerto ini kan berada di tengah-tengah sehingga sering kali mendapatkan kiriman sampah dari hulu ke hilir. Sedangkan untuk warga kota, kami telah memberikan edukasi dan sosialisasi agar tidak membuang sampah di sungai dan memanfaatkan TPA atau TPST sebagai tempat pembuangan sampah," jelas Ning Ita, saat Ngopi Bareng Ning Ita, Senin (24/2).
Di tahun-tahun sebelumnya, peristiwa banjir yang kerap melanda Kota Mojokerto hingga berhari-hari, belum dapat ditanggulangi secara maksimal. Hingga pergantian kepemimpinan baru di tahun 2019, Pemerintah Kota Mojokerto fokus dalam menanggulangi banjir dengan melakukan pengkajian drainase primer. Hasilnya, potensi banjir dapat ditangani secara tepat sasaran.
Salah satunya, mengoptimalkan fungsi rumah pompa yang tersebar sebanyak 17 unit. Sedangkan di tahun 2020, akan ada pemasangan CCTV untuk pemantauan debit air dan penindakan bagi warga yang membuang sampah sembarangan di sungai.
Selain program pengendalian banjir, program khusus kedua adalah menumbuhkan pusat-pusat perekonomian baru dan peningkatan ekonomi kreatif. Mulai tahun 2019 Ning Ita gencar melakukan pemberdayaan masyarakat melalui ibu-ibu PKK dan karang taruna wanita dalam meningkatkan taraf perekonomian keluarga.
Misalnya, memberikan pendampingan penuh kepada para IKM-UMKM agar produk-produk yang dihasilkan dari tangan-tangan perajin, mampu menembus pasar nasional dan internasional. "Hasil dari para perajin atau produsen ini nanti akan kami suguhkan di rumah rakyat dan outlet oleh-oleh milik pemkot (rest area Gunung Gedangan)," imbuhnya.
Sedangkan program khusus terakhir dalam mendukung percepatan pembangunan Kota Mojokerto adalah mengembangkan potensi wisata dan kepariwisataan. Pemkot Mojokerto telah menyiapkan grand desain Wisata Bahari Majapahit, yang bakal menjadi jujukan baru bagi para wisatawan.(ris/rd)