WET Sendi Adventure Park, Bukan WET Biasa
Wet Sendi 1 dan Wet Sendi 2 sungguh indah. Anda bisa berfoto ria dengan background gunung Arjuna-Welirang dan lereng gunung Penanggungan.
WET Sendi? namanya unik. Itu ada singkatannya yakni Wisata Edukasi Terpadu (WET) dan Sendi karena terletak di Desa Sendi. Jadi namanya Wet Sendi Adventure Park yang terletak di Pacet, Mojokerto.
Wet Sendi merupakan program binaan PLN Peduli. Berada di sisi barat Gunung Welirang pada ketinggian 1200 mdpl, tidak hanya menyediakan panorama nan elok, tetapi juga kearifan lokal berupa komunitas adat yang masih begitu kental di desa Sendi.
Menarik bukan? Wet Sendi 1 dan Wet Sendi 2 sungguh indah. Anda bisa berfoto ria dengan background gunung Arjuna-Welirang dan lereng gunung Penanggungan. Spot fotonya pun banyak sekali. Di Wet Sendi 1, pengunjung bisa menikmati spot menara, sepeda gantung, perahu, flying fox, ayunan, jembatan dan lainnya.
Di WET Sendi 2 juga tidak kalah indah, pengunjung akan disuguhi beragam wahana baru. Seperti camping ground, taman kelinci, kebun stroberi, serta aneka spot foto dengan pemandangan alam yang mempesona.
Berjajar indah pohon, bunga dan rumput menjadikan Wet Sendi kian asri. Juga aman di kantong. Hanya cukup membayar Rp 15 sampai Rp 20 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati panorama indah, spot foto kece dan menghirup oksigen yang bersih.
Fasilitas penunjang pun lengkap. Ada musala, toilet, tempat makan dan parkir luas. Wah, lengkap sudah.
Manager PLN UID Jawa Timur, A. Rasyid Naja mengatakan, Wet Sendi merupakan salah satu program unggulan binaan PLN Peduli yang telah dikawal sejak tahun 2017.
"Wisata edukasi yang menawarkan pesona keindahan alam ini, menjadi wadah untuk community empowering berwawasan lingkungan bagi masyarakat Desa Sendi. Diharapkan, dengan adanya wisata ini, dapat terus meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya dari sektor pariwisata,” ungkap dia.
Hasil dari sentuhan program PLN Peduli sudah bisa memberikan dampak dari segi perekonomian warga Desa Adat Sendi melalui kegiatan wisata di area tersebut.
"Karena WET Sendi dikelola langsung oleh warga sekitar. Meskipun kini Desa Adat Sendi memiliki daya tarik wisata yang sudah dikelola cukup baik, namun masyarkat sekitar tidak melupakan adat dan budaya dari nenek moyang mereka. Kegiatan ritual masih lekat dan bisa dijumpai pada saat berkunjung ke lokasi tersebut," katanya.
Salah satunya adalah tradisi ngangsu banyu kahuripan. Jika itu diterjemahkan, kurang lebih itu bermakna menimba air kehidupan.
Sesuai namanya, ngangsu banyu kahuripan merupakan tradisi mengambil air dari sumber mata air yang disucikan. Warga setempat menyebutnya Babakan Kucur Tabud.
Sumber air di lokasi itu mengalir sangat jernih. Untuk mengambil air, masyarakat harus mengenakan pakaian adat. Wadah untuk menampung air pun tidak sembarangan.
Warga membawa cukil atau timba tradisional yang terbuat dari bambu petung. Mereka beriringan menuju Babakan Kucur Tabud dengan berjalan kaki.
Babakan merupakan sumber mata air yang dimanfaatkan warga sejak dahulu. Daya tarik adat dan budaya yang disajikan oleh masyarakat Desa Adat Sendi tersebut mampu mencuri perhatian para influencer maupun media.
Para pengunjung diharuskan melepaskan alas kaki mereka. Menurut warga sekitar, selain untuk menghormati, melepaskan alas kaki berguna untuk terapi kesehatan di alam serta membuat kita lebih berhati-hati dalam melangkah.
Setelah selesai mengikuti rangkaian acara adat desa Sendi pengunjung akan dipasangkan syal sebagai simbol telah ikut berpartisipasi menghadiri acara adat desa Sendi yang disebut dengan acara Sumber Tabut. (zahrotul maidah)