2 Kali Berkunjung, Ingin Jadikan Banyuwangi Sebagai Percontohan
Terutama terkait digitalisasi yang terus digalakkan Pemkab Banyuwangi. Erick mengajak para mahasiswa bersama-sama terlibat dalam membangun kemandirian digital.
Banyuwangi, HB.net - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir yang sudah 2 kali berkunjung tersebut mengaku selalu menjadikan Banyuwangi sebagai contoh transformasi, saat dia berkunjung ke berbagai daerah lain.
"Setiap saya berkunjung ke daerah, saya selalu menjadikan Banyuwangi sebagai contoh bagaimana daerah bertransformasi dari yang sebelumnya bukan apa-apa, menjadi daerah yang berprestasi," katanya, saat mengisi kuliah umum bersama seribu mahasiswa di Banyuwangi, Minggu (15/05/2022).
Banyuwangi menjadi contoh bagaimana daerah bisa bertransformasi dengan inovasi. "Banyak inovasi yang dihasilkan Banyuwangi. Semangat berubah itulah yang harus dimiliki daerah," katanya.
Terutama terkait digitalisasi yang terus digalakkan Pemkab Banyuwangi. Erick mengajak para mahasiswa bersama-sama terlibat dalam membangun kemandirian digital. "Saat ini, dunia sedang terdisrupsi. Banyak yang berubah. 7 dari 10 perusahaan terbesar di dunia adalah perusahaan berbasis teknologi," ungkap Erick.
"Kita harus membangun ekosistem digital sendiri, road map digital sendiri. Tidak hanya sebatas menjadi konsumen," terangnya. Untuk itu, sejumlah BUMN yang bergerak dalam teknologi digital sekarang sedang dipacu untuk mempersiapkan ekosistem dan infrastruktur digital di Indonesia. Sekaligus juga mempersiapkan talent-talent digital untuk mengisi hal tersebut.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut mendampingi aktivitas Erick, menegaskan Banyuwangi berkomitmen penuh mengembangkan digitalisasi. Hal tersebut sebagai upaya untuk melipat jarak dalam memberikan layanan publik.
"Kami telah merasakan manfaat dari digitalisasi ini. Di wilayah kami yang luas, kami berusaha untuk memberikan layanan publik yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu, digitalisasi ini menjadi inovasi yang terus kami kembangkan," ujar Ipuk.
Salah satunya adalah dengan mengembangkan “smart kampung”. "Berbagai inovasi juga sebagai ikhtiar memitigasi kenaikan kemiskinan di masa pandemi. Hasilnya, laju kenaikan kemiskinan Banyuwangi tercatat yang terendah di Jatim, yaitu hanya 0,01 persen di masa pandemi. Pertumbuhan ekonomi juga rebound dari minus 3,58 persen pada 2020 menjadi 4,08 persen pada 2021,” jelas Ipuk. (guh/diy)