72 Proposal PKM ITS Sukses Dapatkan Pendanaan
Kabar baik kembali datang dari dunia keilmiahan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kali ini, sebanyak 72 judul proposal yang diusung ITS sukses mendapat pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Kabar baik kembali datang dari dunia keilmiahan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kali ini, sebanyak 72 judul proposal yang diusung ITS sukses mendapat pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Kegiatan ini diadakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan total insentif senilai Rp 375,5 juta.
Kepala Subdirektorat Pengembangan Kewirausahaan dan Karir Direktorat Kemahasiswaan ITS Ir Arief Abdurrakhman ST MT menyampaikan, dari 72 judul yang lolos tahap pendanaan tersebut, 39 judul berasal dari PKM Penelitian Eksakta (PKMPE), disusul 16 judul dari PKM Karsa Cipta (PKMKC), 12 judul PKM Kewirausahaan (PKMK), tiga judul PKM Penelitian Sosial Humaniora (PKMPSH) dan dua judul PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM).
Sebelumnya ITS sendiri telah melakukan beberapa langkah dan strategi untuk mengantarkan tim berprestasinya menuju ajang bergengsi yang bermuara pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) nanti. “Untuk itu, kami telah menyiapkan dan menjalankan sembilan program,” ungkap Arief, Senin (10/8).
Pria yang diamanahi Direktorat Kemahasiswaan ITS untuk mengawal ITS menuju Pimnas itu menjabarkan sembilan program yang disusunnya. Yang pertama adalah integrasi dan pembagian tugas antar semua pemangku kepentingan di ITS, mulai dari laboratorium, Pusat Riset dan Inovasi, fakultas, departemen, guru besar, dosen hingga paramMahasiswa sendiri.
Salah satu bentuk dari program tersebut ialah dibentuknya tim pendamping PKM yang terdiri dari mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran, alumni Pimnas dan juga tim riset dan teknologi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS. “Tim yang dikenal sebagai Ksatria Sepuluh Nopember ini merupakan garda terdepan, dari mahasiswa dan untuk mahasiswa,” jelas Arief.
Tak hanya itu, ITS juga membentuk Kopasus ITS beranggotakan dosen yang memiliki keunggulan dalam bidang riset, sehingga memungkinkan terjadinya sharing topik unggulan dari penelitian masing-masing dosen.
ITS juga menyiapkan buku panduan serta teknis pelaksanaan PKM hingga Pimnas nanti. Langkah berikutnya adalah dilaksanakannya workshop bersama juri nasional dan juga Sistem Informasi Manajemen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (SIM Belmawa) ITS.
Lebih lanjut, terang Arief, ITS juga memberikan poin Key Performance Indicator (KPI) dan insentif khusus bagi dosen serta mahasiswa yang berkontribusi dalam PKM. “Harapannya, hal tersebut dapat menjadi stimulus yang memotivasi totalitas dari tim,” imbuh dosen Departemen Teknik Instrumentasi Fakultas Vokasi ITS ini.
Terkait pelaksanaan PKM di masa pandemi ini, Arief menyampaikan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi lantaran adanya perubahan pelaksanaan kegiatan. Di mana seluruh kegiatan PKM harus dilaksanakan secara daring dan waktu pengerjaan yang terbatas sampai September nanti.
“Lokasi mahasiswa juga tersebar di seluruh Indonesia, oleh karena itu kita harus adaptif dan terus meningkatkan komunikasi serta kerja sama,” tandas dosen kelahiran 1987 tersebut.
Menanggapi pencapaian ITS di tahun ini, Arief mengaku pihaknya merasa bersyukur dan menegaskan bahwa akan terus mengoptimalkan prestasi yang telah diraih ITS ini. Untuk itu dibutuhkan sinergi, kolaborasi, dan kontribusi dari semua elemen dan stakeholder di ITS untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan PKM
“Perjuangan kita belum selesai, karena penentuannya adalah saat Pimnas nanti,” tandasnya mengingatkan.
Arief juga berpesan kepada tim yang lolos mendapat pendanaan, untuk tidak berpangku tangan serta mempertanggungjawabkan anugerah yang mereka raih dengan tetap menjaga totalitas dan semangat berkompetisi. “Bagi yang belum lolos jangan berkecil hati karena akan selalu ada kesempatan lain,” tuturnya.
Akademisi yang tergabung dalam Laboratorium Instrumentasi Industri ini juga berharap bahwa PKM ini dapat membentuk budaya berpikir ilmiah di lingkungan institut dan menjadi bentuk kontribusi nyata kepada masyarakat. “Semoga totalitas pemikiran, waktu, tenaga maupun materi yang kita berikan ini dapat membawa dampak positif ke depannya,” tutupnya.(rd)