Agro Forestry Solusi Menambah Lahan Tebu
Dewan Komisaris PTPN XI memandang ketersediaan akan kebutuhan bahan baku tebu menjadi prioritas utama dalam pencapaian produksi gula.
Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Dewan Komisaris PTPN XI memandang ketersediaan akan kebutuhan bahan baku tebu menjadi prioritas utama dalam pencapaian produksi gula. Hal ini ditegaskan Komisaris utama Dedy Mawardi dalam kunjungan kerja yang digelar secara virtual melalui aplikasi video conference di PG Pagottan, Madiun.
"Ketersediaan lahan adalah kunci dari peningkatan produktivitas tebu. Kurang tepat jika selama ini faktor pabrik selalu menjadi kambing hitam menurunnya produksi gula nasional, PG sudah berumur, tidak efisien dan sebagainya,” katanya.
Memang faktor pabrik ada pengaruhnya tetapi selama ini sudah ditangani. Manajemen juga selalu melakukan maintenance rutin bahkan over hall seperti saat ini, selesai giling. Beberapa revitalisasi, lanjutnya, juga dilakukan oleh pabrik gula, khususnya PTPN XI, yang kesemuanya bertujuan adanya performa serta efisiensi pabrik.
"Tetapi kita juga harus melihat ke hulu, yakni ketersediaan tebu. Ketersediaan tebu bisa dipenuhi dengan adanya perluasan lahan. Pabrik gula bertambah di Jawa Timur tapi lahan tebu tidak bertambah bahkan berkurang,” ungkapnya.
Akibatnya pabrik gula berebut tebu dengan cara yang tidak sehat. Inilah yang harus menjadi fokus bersama para pelaku industri gula. Bagaimana caranya semua pihak yang berkepentingan bisa menaikkan luasan lahan tebu sehingga ketersediaan tebu sebagai bahan baku giling tercukupi.
Pihaknya menyoroti pola kerja sama pengelolaan lahan sebagai salah satu solusi menambah lahan tebu khususnya di wilayah kerja PTPN XI. Beberapa waktu lalu menteri BUMN menyampaikan perlu adanya sinergi antara PTPN dengan Perhutani untuk pengadaan lahan tebu dengan memanfaatkan lahan. Sinergi antar BUMN ini, yakni Perhutani dengan PTPN XI sejak tahun 2017 sudah dilakukan melalui kerja sama agro foresty.
“Saya kira pihak Perhutani juga akan menyambut baik kerja sama ini. Nampaknya perlu ditingkatkan untuk ketersediaan lahan tebu demi terwujudnya program Presiden Jokowi tentang ketahanan pangan nasional," ujar dia.
Hal serupa juga disampaikan oleh SEVP Operational Agus Setiono sehingga pihaknya akan berkomunikasi lagi dengan pihak Perhutani.
“Sejak 2017 kita sudah kerja sama pengelolaan lahan dengan Perhutani dengan luasan total 1,834 hektare untuk lahan tebu tersebar di wilayah Madiun, Ngawi dan Bojonegoro,” terang Agus.
Dari jumlah tersebut yang bisa tertanami hingga saat ini baru 800-an hektare terkendala teknis. Kendala teknis akandibicarakan bersama untuk jalan keluarnya. Terlebih pertengahan tahun lalu sudah ada pembicaraan dengan Perhutani, dan akan dikembangkan lagi.(mid/rd)