Ajak Religious Leader Bangun Harmoni

Khofifah Indar Parawansa menggelar pertemuan dengan keluarga besar Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PPGI) dan Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Jawa Timur di Surabaya, Minggu (4/8).

Ajak Religious Leader Bangun Harmoni
Khofifah Indar Parawansa bersama keluarga besar PPGI dan PGLII Jawa Timur.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Khofifah Indar Parawansa menggelar pertemuan dengan keluarga besar Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PPGI) dan Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Jawa Timur di Surabaya, Minggu (4/8).

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh 40 orang pendeta dari berbagai kabupaten- kota tersebut, Khofifah mengajak jajaran pendeta yang tergabung dalam PPGI maupun PGLII untuk bersama sama membangun harmonious partnership demi terwujudnya kedamaian dan kesejahteraan warga masyarakat Jatim.

“Pentingnya ada pertemuan semacam ini adalah agar ada meeting of mind atau titik temu cara pandang antara kita bersama. Apa yang menjadi rekomendasi tersampaikan sehingga muncul yang namanya mutual understanding,” kata Khofifah.

Lebih lanjut wanita yang juga ketua umum PP Muslimat NU ini menegaskan bahwa keberagaman Indonesia adalah sebuah kekuatan. Namun dengan catatan dalam keberagaman tersebut harus tercipta keseimbangan dan saling menguatkan. Yang mana kekuatan ini sangat penting dalam mewujudkan kemajuan pembangunan Jawa Timur.

“Bagi kita sangat penting untuk menempatkan Jatim sebagai center of gravity. Saya sering menyampaikan bahwa ketika IKN resmi difungsikan maka de facto ibu kota negara Indonesia adalah Jawa Timur. Mengingat sektor pendidikan maupun kesehatan di Jatim relatif memenuhi standart internasional,” tegasnya

Oleh sebab itu, Khofifah sering menyampaikan setiap ada pergantian pejabat seperti kapolda , pangdam, kajati, pangdivif 2 Kostrad, serta pangko Armada II, bahwa Jatim tidak boleh batuk. Karena jika batuk maka droplet nya akan sampai ke ibukota.

“Harmonious partnership harus kita bangun. Terutama untuk menyelesaikan kerja-kerja yang telah kita inisiasi bersama selama lima tahun ke belakang. Karena masih ada PR besar yang harus kita selesaikan. Salah satunya yaitu masalah ketimpangan percepatan pembangunan Utara dan wilayah Selatan,” tegasnya.

Di akhir Khofifah Kembali menyampaikan bahwa kesejahteraan dan pembangunan Jawa timur tidak bisa dilakukan tanpa adanya harmonious partnership di antara semua pihak. “Mari bergandengan tangan, menjaga kondusivitas Jatim, mewujudkan kemajuan pembangunan warga masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya.(dev/rd)