Apresiasi Keguyuban Perantau Jatim di Kepri, Gubernur Khofifah Imbau Tak Mudik
Dalam kesempatan tersebut secara khusus Gubernur Khofifah mengingatkan dan mengimbau masyarakat perantau Jatim untuk tak mudik di lebaran tahun ini
Batam, HB.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar forum silaturahmi dengan warga masyarakat Jatim yang merantau dan tinggal di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (30/4/2021) malam.
Silaturahmi dalam rangka Gathering Penguatan Pasar Antar Daerah tersebut diadakan di Pena Hall, Teluk Tering, Batam Kota, Kepri, dengan mengundang hampir seluruh elemen perwakilan warga perantau asal Jatim di Kepri.
Dalam kesempatan tersebut secara khusus Gubernur Khofifah mengingatkan dan mengimbau masyarakat perantau Jatim untuk tak mudik di lebaran tahun ini. Pasalnya meniadakan mudik menjadi kebijakan pemerintah di tengah pandemi covid-19. Untuk itu, ia mengajak warga Jatim di Kepri juga sabar dan legowo dengan tak mudik atau pulang kampung tahun ini.
“Biasanya kalau mudik yang ditemui adalah para orang tua, atau keluarga yang dituakan dalam keluarga. Padahal para orang tua pinisepuh punya kerentanan atau risiko yang lebih tinggi jika sampai terpapar covid-19. Resikonya para orang tua, meninggal dunia jika terpapar covid-19 itu bisa mencapai 48 persen. Untuk itu, jika anda semua sayang dengan keluarga sepuh kita di kampung, cara menunjukkannya di masa pandemi adalah dengan tidak mudik. Saling mendo'akan semoga lebih baik,” tegas Khofifah.
Tidak hanya itu, Gubernur Khofifah juga mengapresiasi keruguyub-rukunan warga Jatim di Kepri. Bahkan mereka kompak menyambut kedatangan Khofifah dengan jajaran panjang karangan bunga ucapan selamat datang untuk Gubernur Khofifah.
Dari sisi seni, budaya, hingga ekonomi dan sifat persaudaraan (seduluran) di antara mereka dikatakan Khofifah saling berkaitan erat. Meskipun tinggal di Batam, tetapi hatinya tetap ada di Jatim.
“Kalau suasananya guyub seperti ini bisa membangun komunikasi yang baik. Tentu kita berharap akan bersambungan dengan pangsa pasar yang bisa mengakses pasar sini dengan membangun koneksitas potensi yang ada di Jatim,” jelas Khofifah.
Untuk semakin menyambungkan silaturahmi dengan program yang dimiliki Pemprov Jatim, maka gubernur perempuan pertama di Jatim itu berharap Festival Budaya Jatim bisa diselenggarakan di Jatim. Festival ini bersinergi dengan program yang leading sectornya yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim. Jika ini kita laksanakan hari Sabtu atau Minggu yang biasanya banyak wisatawan Singapura dan Malaysia ke Batam maka akan menjadi promosi wisata bagi Jawa Timur. Tentu menunggu berhentinya penyebaran covid-19.
“Festival budaya Paguyuban Jatim di Batam sangat dimungkinkan bersambung program dengan promosi wisata dan festival budaya Disbudpar Jatim yang pelaksanaannya di Batam. Persambungan programnya semakin nyekrup dengan upaya promosi pariwisata Jatim,” tegas Khofifah.
Menurut Khofifah, jika Festival Budaya Jatim diadakan di Batam, maka akan membawa multiplier effect bagi masyarakat Jatim termasuk ekonomi dan wisata . Ketika Pandemi Covid-19 ini sudah tidak ada, maka diharapkan wisatawan dari Singapura dan Malaysia bisa menikmati Festival Budaya Jatim, kemudian bisa tertarik mengunjungi wisata bahkan investasi di Jatim.
Sementara itu, Ketua Forkom Paguyuban Jatim di Kota Batam Ikhwan Nasai menjelaskan, Forkom Paguyuban Jatim ini sebagai wadah bagi masyarakat Jatim untuk berdiskusi menyampaikan ide dan gagasan. Gagasan tersebut dari berbagai sektor baik ekonomi, budaya, organisasi dan sebagainya
Dijelaskan, dari seluruh paguyuban yang ada di Kota Batam, yang memiliki seni budaya yang terbanyak adalah dari Provinsi Jatim. Masyarakat Jatim yang ada di Batam terdapat 34 kesenian. (dev/ns)