Arus Balik di Jalur Pantura, Kapolda Jatim Pastikan Tak Ada Kemacetan
Disela-sela pemantauan, Kapolda Nico menyampaikan, pengecekan ini guna memastikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Terutama, ketika mereka melaksanakan arus balik di jalur pantura. Hasil selama pemantauan pun tak ada kemacetan ataupun kendala.
Tuban, HB.net - Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, bersama rombongan meninjau Pos Mudik Rest Area Tuban dan arus balik di Jalur Pantura, pada Senin (9/4/2022). Bersama jajaran PJU Polda Jatim, Kapolda didampingi Kapolres Tuban, AKBP Darman langsung melihat arus balik dari arah Jawa Tengah.
Disela-sela pemantauan, Kapolda Nico menyampaikan, pengecekan ini guna memastikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Terutama, ketika mereka melaksanakan arus balik di jalur pantura. Hasil selama pemantauan pun tak ada kemacetan ataupun kendala.
"Tadi kami juga berbincang dengan pedagang kaki lima, mereka juga mengaku mengalami peningkatan ekonomi. Karena banyak pemudik yang mampir ke tempatnya," terang Jenderal bintang dua tersebut.
Setelah memantau arus balik, Kapolda Jatim langsung meninjau masyarakat yang melakukan vaksinasi di pos kesehatan rest area. Sembari melihat vaksinasi, ia mengimbau agar masyarakat untuk selalu patuh prokes. Selanjutnya, pasca mudik ini diharapkan masyarakat melakukan tes kesehatan, sebelum berbaur di lingkungan kerjanya kondisi tubuhnya dipastikan sehat.
"Jika protokol kesehatan dilakukan dengan baik, Kapolda optimis ekonomi bisa berjalan, pekerjaan juga bisa berjalan dengan baik," paparnya.
Sementara itu, terkait angka kecelakaan di Jatim, Kapolda Nico menyampaikan, untuk data kecelakaan yang dikumpulkan rata-rata laka yang terjadi pada kendaraan roda empat. Ada empat faktor yang mengakibatkan laka yakni faktor kendaraan, jalan, manusia dan alam.
Dari situ diimbau kepada masyarakat jika mengalami capek atau ngantuk silakan manfaatkan istirahat di pos-pos yang telah disediakan. Sehingga bisa melanjutkan perjalanan dengan kondisi sehat dan fit."Rata-rata kecelakaan lalu lintas dikarenakan faktor human error," tegasnya.(wan/ns)