Bappebti dan KBI Edukasi PBK di Universitas Brawijaya
Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) terus berupaya mengoptimalkan peran perdagangan berjangka komoditi (PBK).
Malang, HARIAN BANGSA.net - Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) terus berupaya mengoptimalkan peran perdagangan berjangka komoditi (PBK).
Salah satunya, dengan menyelenggarakan kuliah umum tentang PBK di kampus-kampus yang ada di Indonesia. Kali ini, Bappebti bekerja sama dengan Universitas Brawijaya, Malang yang berlangsung pada Selasa (6/4) di Malang.
Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid dan diikuti sebanyak 50 orang peserta. Tujuannya, untuk memberikan perlindungan dan edukasi PBK kepada masyarakat, khususnya bagi kalangan mahasiswa.
Kuliah umum diisi oleh Kepala Bappebti Kemendag Sidharta Utama, Rektor Universitas Brawijaya Malang Nuhfil Hanani, Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang, dan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia atau KBI (Persero) Fajar Wibhiyadi.
“Kedekatan mahasiswa yang merupakan generasi Y dan Z dengan teknologi telah membuka peluang untuk mengenal sejak dini mengenai PBK. Dengan PBK, para mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan, seperti perencanaan, akuntansi, bisnis internasional, teknologi informasi, dan pengambilan keputusan,” ujar Sidharta.
Bappebti menggandeng Universitas Brawijaya karena merupakan salah satu Center of Excellence di Indonesia. Khususnya di Jawa timur yang dapat berpartisipasi secara aktif dalam mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
“Dunia akademisi menjadi salah satu tempat yang sangat baik dan kondusif untuk mengenalkan cara berinvestasi yang menarik, legal, dan aman. Akan sangat bermanfaat apabila pihak kampus dapat menawarkan PBK sebagai salah satu mata kuliah pilihan bagi mahasiswanya sebagai upaya memperkenalkan PBK,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Sidharta, memasuki perubahan global dan digital di era VUCA yaitu volatile (bergejolak), uncertain (tidak pasti), complex (kompleks), dan ambigue (tidak jelas), kita harus mempersiapkan perubahan.
Sejumlah perubahan yang patut dicermati antara lain, disrupsi di semua sektor kehidupan, mahadata (big data), kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), tenaga kerja milenial, serta mobilitas/fleksibilitas.
Dirut PT KBI Fajar Wibhiyadi menambahkan, disrupsi teknologi dan industri 4.0 tidak bisa dihindari, tapi diperlukan upaya dari korporasi untuk melakukan transformasi dan inovasi. “Sebagai lembaga kliring, penyelesaian dan penjaminan transaksi di PBK, KBI telah melakukan transformasi teknologi serta inovasi yang memberikan pelayanan prima kepada pemangku kepentingan,” jelas Fajar.
Untuk seluruh transaksi yang sudah dilakukan secara digital, KBI juga telah memperoleh ISO 27001:2013 tentang Manajemen Sistem Keamanan Informasi dari British Standards Institution (BSI). Upaya yang dilakukan KBI ini merupakan upaya korporasi dalam memberikan rasa aman kepada pemangku kepentingan dalam segala kegiatan operasional KBI.
Pada implementasi terkait ISO 27001:2013 ini, KBI telah melakukan penguatan perangkat lunak dan perangkat keras, penerapan Prosedur Operasi Standar (SOP)sesuai ISO 27001:2013, serta terus melakukan sosialisasi mengenai keamanan informasi, baik secara internal maupun kepada para pemangku kepentingan.
Sementara itu, Dirut PT BBJ Stephanus Paulus Lumintang menyampaikan, kuliah umum ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Futures Trading Learning Center (FTLC) yang ada di Jakarta Futures Exchange (JFX). Kegiatan ini juga menjadi salah satu kegiatan edukasi, khususnya kepada kaum akademisi dan para mahasiswa sebagai human capital investment di dunia PBK.(rd)