Belasan Tahun SD Negeri Ini Kekurangan Siswa, Kelas, dan Guru

Sudah belasan tahun, siswa SDN Ngrimbi 2, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang ini terpaksa berbagi kelas dan guru.

Belasan Tahun SD Negeri Ini Kekurangan Siswa, Kelas, dan Guru
Suasana kegiatan belajar mengajar di SDN 2 Ngrimbi. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIANBANGSA.net - Sudah belasan tahun, siswa SDN Ngrimbi 2, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang ini terpaksa berbagi kelas dan guru. Hal itu dikarenakan terbatasnya ruang dan tenaga pengajar.

Kepala SDN Ngrimbi 2 Turyanti mengatakan, pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2022, sekolahannya hanya mendapatkan 4 siswa. Sedangkan pagu yang ditentukan adalah 28 siswa baru per kelas.  "Tahun ini kelas 1 hanya dapat 4 siswa. Kalau tahun sebelumnya ada 10 siswa," ujarnya saat ditemui di sekolah, Senin (18/7).

Dijelaskan, minimnya siswa yang masuk tahun ini dipengaruhi oleh sedikitnya anak usia belajar di kawasan sekolah, yaitu Dusun Wonorejo, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng. Selain itu, lokasi sekolah yang cukup terpencil di kawasan perbukitan hutan jati.

"Karena memang di sini penduduknya jarang. Secara geografis di sini perbatasan dengan Kecamatan Wonosalam yang penduduknya juga jarang," jelas Turyanti.

Selain kekurangan siswa, di sekolah tersebut juga terlihat kekurangan ruang kelas. Sehingga dari total 37 siswanya terpaksa berbagi kelas.

Pada kelas 1 yang jumlahnya 4 siswa terpaksa berbagi ruangan dengan kelas 2 yang berjumlah 10 siswa. Kemudian 5 siswa kelas 4 juga berbagi ruangan dengan kelas 5 yang memiliki 5 siswa dan 5 siswa kelas 6 juga terpaksa berbagi ruangan dengan kantor kepala sekolah.

"Terpaksa harus seperti ini karena ruangannya terbatas. Untuk kelas 3 yang berjumlah 8 siswa menempati ruangan sendiri," terang Turyanti.

Selain berbagi kelas, lanjut Turyanti, tenaga pengajar juga berbagi. Sebab SDN Ngrimbi 2 ini hanya memiliki 4 guru kelas dan 2 pembimbing. Sehingga, 1 guru kerap kali bertugas mengajar untuk 2 kelas secara bersamaan. Seperti mengajar untuk kelas 1 dan 2 yang berbagi ruangan. Meski harus berbagi, Turyanti mengaku tidak menganggu jalannya kegiatan belajar mengajar siswanya.

"Kalau kegiatan sehari-hari jangan sampai mengganggu. Bapak gurunya di sini sudah berpengalaman. Jadi tetap anak-anak harus menerima target dari capaian belajar yang sudah ditentukan," tegasnya.

Turyanti berharap, SDN Ngrimbi 2 ini mendapatkan perhatian pemerintah serta penambahan ruang kelas dan guru untuk menunjang pelaksanaan pendidikan.

"Harapannya pertama paling tidak ditambah gurunya. Kalau ditambah dari honorer. Di sini terus terang tidak mampu dana BOS-nya. Jadi kami berharap yang dari pemerintah, yang negeri atau P3K dan sebagainya," pungkasnya.(aan/rd)