BKKBN Gelar Sosialisasi dan Advokasi Program Bangga Kencana

BKKBN menggelar sosialisasi advokasi dan Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) bersama mitra kerja, Minggu (2/5).

BKKBN Gelar Sosialisasi dan Advokasi Program Bangga Kencana
Anggota DPR RI Komisi IX Anas Thahir bersama perwakilan BKKBN dalam sosialisasi advokasi Program Bangga Kencana di Pacet, Mojokerto.

Mojokerto, HARIAN BANGSA.net - BKKBN menggelar sosialisasi advokasi dan Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) bersama mitra kerja, Minggu (2/5). Acara ini bertempat di Gedung Pondok Pesantren Salafiyah Nidzomiyah, Pacet, Kabupaten Mojokerto,

Kegiatan itu oleh dihadiri langsung oleh Deputi Bidang Kelua?ga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Erni Gustina, anggota DPR RI Komisi IX sebagai Mitra Kerja BKKBN Anas Thahir, Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Jatim Sukaryo Teguh Santoso, Perwakilan BKKBN  Joedha Hadi, kepala Dinas DP2KB Kabupaten Mojokerto, serta tokoh masyarakat setempat.

Sebanyak 100 peserta yang terdiri dari para ibumuda yang tinggal di wilayah Kecamatan Pacet dan sekitarnya, menerima pencerahan maupun sosialisasi dari para narasumber.

Di tengah pandemi Covid-19, perwakilan BKKBN bersama mitra kerja berupaya melaksanakan pendekatan kepada masyarakat. Caranya dengan menghadirkan peran BKKBN di tengah keluarga Indonesia. Serta menjamin masyarakat tetap mendapatkan pelayanan KB di tengah pandemi Covid-19.

Anggota DPR RI Komisi IX Anas Thahir menyampaikan bahwa pihaknya sengaja menggelar kegiatan sosialisasi di tempat-tempat wilayah yang jauh dari keramaian kota atau desa-desa terpencil. Tujuannya agar program ini tepat sasaran maupun sesuai prioritas utama. Sebab, para ibu yang tinggal di desa sangat minim pengetahuan mengenai keluarga yang sehat, bahagia, dan berencana.

Menurut Anas Thahir, BKKBN masih mempunyai pekerjaan besar. Pertama, BKKBN harus dapat menekan angka stunting. Ini harus ditekan dalam satu tahun ke depan dari 27,67  persen menjadi 14 persen. Tantangan kedua, masih banyak angka perceraian yang tinggi.

Tantangan ketiga, BKKBN juga harus menekan angka pernikahan usia dini. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya perceraian serta  stunting. Juga mengakibatkan keluarga kurang berkualitas.

"Untuk itu, kedatangan saya ke sini bersama BKKBN melaksanakan sosialisasi program Bangga Kencana bersama secara merata di seluruh Indonesia,” jelas Abah Anas, sapaan akrabnya.

Sedangkan Erni Gustina mengatakan, Bangga Kencana adalah program yang berfokus dan menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan. Program ini mengarahkan bagaimana keluarga mempunyai rencana berkeluarga, mempunyai anak, mempunyai pendidikan sehingga terbentuk keluarga-keluarga yang berkualitas.(ris/rd)