Budidaya Golden Melon di Ngrowo Bening, Edu Park, Kota Madiun, Khofifah: Istimewa karena Libatkan Pramuka dan Pelajar
Gubernur Khofifah mengatakan, budidaya golden melon di Ngrowo Bening Edu Park ini istimewa karena melibatkan para pramuka yang berasal dari berbagai siswa SMP, SMK dan SMA di Kota Madiun.
Kota Madiun, HB.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi budidaya golden melon, jambu air, berbagai produk horti kultur, perikanan bahkan madu yang ada di bumi perkemahan Pramuka Ngrowo Bening Edu Park, Kota Madiun. Selain sebagai pusat penelitian, pengembangan, sekaligus uji coba berbagai produk pertanian, di tempat ini juga terdapat bumi perkemahan pramuka.
Gubernur Khofifah mengatakan, budidaya golden melon di Ngrowo Bening Edu Park ini istimewa karena melibatkan para pramuka yang berasal dari berbagai siswa SMP, SMK dan SMA di Kota Madiun. Baik dalam proses penanamannya, pemeliharaannya sampai akses pasarnya.
“Jadi menariknya dari proses ini para anggota pramuka yang sebagian besar pelajar SMA juga mendapatkan ilmu bagaimana membudidayakan golden melon, horti kultur, perikanan serta ternak madu. Diharapkan nantinya mereka bisa ikut mengembangkannya dan menghasilkan keuntungan secara ekonomi,” katanya, Minggu (12/6).
Sehari sebelumnya, pada Sabtu (11/6), Gubernur Khofifah berkesempatan langsung untuk melakukan panen perdana golden melon ini di Ngrowo Bening Edu Park, Kota Madiun. Acara panen ini dilakukan saat mengikuti acara Madiun Volksweekend yang merupakan rangkaian HUT ke-104 Kota Madiun.
Golden melon yang ada di Ngrowo Bening Edu Park ini ditanam dalam greenhouse dengan luas 10x70 meter persegi. Jumlah lubang tanam sebanyak 1.800 titik dimana setiap lubang tanam untuk satu bibit tanaman golden melon. Setiap masa tanam membutuhkan waktu 70 hari, dan dalam setahun bisa 4 kali tanam.
Dalam sekali panen, kurang lebih melon yang dihasilkan sebanyak 1.800 buah dengan berat rata-rata setiap buahnya 1,6 kg. Nantinya, golden melon yang dipanen tersebut akan dibeli langsug oleh Sunpride dengan harga Rp. 17rb per/kg. Sehingga dalam sekali panen bisa menghasilkan sekitar Rp 48 juta.
Khofifah mengatakan, yang tidak kalah penting selain proses budidaya tanaman golden melon ini adalah off taker atau penjamin hasil produksi hortikultura. Hal ini penting agar hasil dari produk hortikultura bisa lebih optimal.
“Dengan adanya off taker ini maka produk hortikultura akan memiliki nilai tambah karena produk yang ditanam adalah merupakan kebutuhan pasar,” katanya.
Untuk itu, ia mengapresiasi Pemkot Madiun yang telah bekerjasama dengan Sunpride dalam mengolah atau menjual hasil panen. Dimana setiap golden melon yang dipanen akan langsung dibeli oleh pihak offtaker.
Sunpride sendiri merupakan bagian dari PT. Sewu Segar Nusantara yang berfokus pada distribusi dan pemasaran buah lokal. Seperti pisang cavendish, jambu, nanas, pepaya dan melon.
“Ini sangat bagus sekali karena yang terpenting bukan bagaimana menanamnya saja, tapi juga harus dipikirkan offtaker-nya. Jadi kerjasama yang dilakukan Pemkot Madiun ini bagus sekali, begitu panen hasilnya bisa langsung dipasarkan,” ungkapnya.
“Dengan adanya offtaker ini, para petani juga tidak perlu bersusah payah memikirkan packaging dan pemasarannya. Karena hasil panen bisa langsung masuk pasar. Dan tentunya ini bisa menggerakkan roda perekonomian dari sektor pertanian,” ungkapnya.
Lebih lanjut menurutnya, budidaya melon yang dilakukan di Ngrowo Edu Park ini menjadi contoh bagaimana mengembangkan sektor agrikultur di lahan yang terbatas.
“Jadi ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat, bagaimana kita bisa menanam berbagai tanaman holtikultura di lahan yang sempit. Misal kita memiliki pekarangan rumah terbatas, kita bisa menanam cabai atau tomat disitu,” katanya.
“Dengan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk ditanami produk hortikultura, tentunya ini juga menguntungkan. Misal kita menanam cabai di pekarangan, ketika harga cabai sedang naik seperti saat ini, kita tidak susah-susah membelinya tinggal petik sendiri di rumah,” katanya.
Sementara itu, Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Madiun yang juga Dirut PDAM Tirta Taman Sari Madiun, Suyoto, mengatakan bahwa budidaya golden melon ini memiliki prospek yang baik.
Dengan dilibatkannya pramuka dalam proses budidaya melon ini maka diharapkan ke depan pramuka tidak hanya pendidikan karakter, namun juga disiapkan masa depan yang lebih produktif.
“Jadi kami harap anak-anak pramuka yang sebagian pelajar SMA ini ketika lulus mereka tahu mau usaha apa. Misal di sektor pertanian, mereka sudah tahu bagaimana cara membudidayakan golden melon misalnya,” katanya.
“Dengan begitu mereka tidak bingung lagi mencari pekerjaan karena mereka sudah tau bagaimana mengembangkan usaha di sektor pertanin misalnya. Ini juga menjadi keuntungan bagi mereka di sektor ekonomi,” pungkasnya. (dev/ns)