Bukti Keberhasilan Khofifah Gairahkan Usaha Mikro di Tengah Pandemi, Kontribusi K-UMKM untuk Ekonomi Jatim Jadi 57,81%
Peningkatan kontribusi K-UMKM Jawa Timur ini mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 57,25 persen atau setara Rp 1.361,39 trilliun.
Surabaya, HB.net - Kontribusi sektor koperasi dan UMKM terhadap ekonomi Jatim mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil perhitungan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur yang telah mendapatkan rekomendasi dari BPS Provinsi Jawa Timur, kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap PDRB atau perekonomian Jawa Timur pada tahun 2021 mencapai 57,81 persen atau setara dengan Rp 1.418,94 trilliun.
Peningkatan kontribusi K-UMKM Jawa Timur ini mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 57,25 persen atau setara Rp 1.361,39 trilliun.
Meningkatnya kontribusi sektor Koperasi dan UMKM terhadap perekonomian Jawa Timur ini menunjukkan keberhasilan Jatim dalam mewujudkan inklusivitas ekonomi dengan menggerakkan berbagai tools dan kebijakan demi menggairahkan ekonomi khususnya di tingkatan mikro dan kecil di tengah pandemi.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan Koperasi dan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Jawa Timur. Dan selama pandemi, Pemprov Jatim memang berupaya sangat keras dalam mengungkit pemulihan ekonomi khususnya bagi pelaku UMKM dan koperasi.
"Meningkatnya kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap perekonomian Jawa Timur menunjukkan inklusivitas ekonomi Jawa Timur yang didukung oleh 22.484 unit Koperasi aktif dan 9,78 juta UMKM, baik di sektor pertanian maupun non pertanian serta berbagai dukungan lainnya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur," ucap Gubernur Khofifah, Sabtu (16/4/2022).
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan ada 3 lapangan usaha yang berperan besar dalam peningkatan nilai tambah Koperasi dan UMKM. Pertama yaitu industri pengolahan sebesar 29 persen dengan nilai Rp 416,11 Trilyun.
Kedua, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor sebesar 23 persen dengan nilai Rp 329,65 triliun. Serta pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 17 persen dengan nilai Rp 237,52 triliun.
"Kinerja ini tidak terlepas dari kuatnya sinergi dan kolaborasi pentahelix yaitu pemerintah, masyarakat, pengusaha, akademisi, dan media. Serta adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah provinsi dengan pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur serta seluruh pemangku kepentingan," tambah Khofifah.
Mulai Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Perbankan, Swasta, Perguruan Tinggi, Komunitas masyarakat dan media untuk mendukung terciptanya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya Koperasi serta UMKM di Jawa Timur.
Dari aspek kewilayahan, terdapat lima Kabupaten/Kota dengan nilai tambah Koperasi dan UMKM yang terbesar di Jawa Timur yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Malang.
"Ada juga data survey terbaru terkait perhitungan nilai tambah ini. Bahwa ternyata pelaku Koperasi dan UMKM yang menggunakan internet dalam kegiatan usahanya semakin meningkat. Peningkatannya signifikan, dibandingkan sensus ekonomi lanjutan tahun 2016, penggunaan internet baru mencapai 11 persen, namun saat ini telah mencapai 44 persen," tegas Khofifah.
Untuk itu, Gubernur perempuan pertama Jatim ini menambahkan, di Tahun 2022 ini, ia mengajak seluruh pihak untuk saling bahu membahu dalam upaya membangkitkan kembali ekonomi yang lesu pasca pandemi covid–19 yang cukup panjang.
Selain itu, ia juga menyatakan bahwa pemerintah akan selalu hadir dalam memberikan fasilitasi bagi para pelaku Koperasi dan UMKM di Jawa Timur bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya.
“Saya yakin, dengan bangkitnya Koperasi dan UMKM, akan dapat meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian Jawa Timur serta secara tidak langsung juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur," pungkas Khofifah. (dev/ns)