Cipatakan Integrated Warning System, Dua Siswa SMP Dapat Apresiasi Wakil Ketua DPRD Surabaya
Surabaya, HB.net - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya AH Thony mengapresiasi dua siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 52 Surabaya, yakni Adita Zahra Putri Purwana dan Vanesa Dewi Saraswati, karena telah menciptakan detektor kebakaran akibat kebocoran elpiji bernama Integrated Warning System. Thony mengaku senang lantaran prestasi kedua siswi tersebut menjadi cerminan potensi anak muda di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang inovatif dan solutif serta memiliki semangat maju dengan menciptakan karya yang berguna bagi masyarakat.
“Ini membuktikan bahwa anak-anak muda Surabaya tidak hanya punya potensi besar, tetapi juga dapat menjadi harapan untuk menjawab persoalan masyarakat,” kata Thony, Kamis (15/2/2024).
Sebagai informasi, karya alat detektor kebakaran tersebut dipamerkan di Kantor DPRD Kota Surabaya, Rabu (7/2/2024). Kebanggaan Thony bertambah besar karena karya tersebut bukan diciptakan oleh profesional atau orang dewasa, melainkan siswa SMP. Ia berharap, hal itu bisa jadi pemantik semangat bagi seluruh warga agar terus mengeksplorasi minat dan bakatnya.
“Katanya, ilmu tanpa implementasi ibarat pohon tanpa buah. Sia-sia. Nah, anak-anak SMP ini ibarat pohon baru ditanam belum besar, tetapi sudah berbuah. Varietas unggulan,” ucapnya.
Menurut Thony, hidup dan tumbuh di Kota Pahlawan, warga harus terus mengobarkan spirit juangnya. Di Kota Juang, katanya, tidak pantas jika warganya hanya makan dan tidur. Akan lebih baik jika warga hidup produktif dan menelurkan karya-karya yang bermanfaat. Thony melanjutkan, generasi muda merupakan kunci kesuksesan menuju Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, mereka harus terus didorong dan diberi motivasi agar terus berkembang. Berbagai langkah, imbuhnya, harus dilakukan untuk memaksimalkan potensi mereka, termasuk mengapresiasi setiap inovasi yang dihasilkan.
“Keberhasilan siswi SMPN 52 Surabaya menciptakan alat deteksi kebocoran elpiji ini membuktikan bahwa Kota Pahlawan penuh generasi muda berbakat. (Inovasi ini) sangat solutif karena masih banyak kita dengar kebakaran akibat kebocoran elpiji di Surabaya. Apalagi, harga (alatnya) juga murah,” tuturnya.
Salah satu siswi penemu, Vanessa, menjelaskan bahwa alat penemuannya tersebut dapat mendeteksi kebakaran dan kebocoran elpiji di rumah. Kemudian, alat itu mengirimkan sinyal atau notifikasi ke pos keamanan setempat sehingga satpam atau petugas jaga bisa lebih cepat merespons dan menuju lokasi kejadian.
Vanessa bercerita, penciptaan alat tersebut terinspirasi dari kebakaran yang terjadi di rumah tetangganya. Kala itu, kebocoran gas elpiji terlambat dideteksi sehingga kebakaran tidak bisa diantisipasi lebih awal.
“Semuanya ludes terbakar. Salah satu penyebabnya karena satpam kurang cepat mendeteksi. Dengan alat ini, kami berharap, kebocoran elpiji dan kebakaran bisa dideteksi lebih cepat sehingga (dapat) diatasi dengan baik. Korban jiwa dan kerugian materiil (juga) bisa ditekan,” tutur siswi kelas IX tersebut.
Untuk menciptakan satu rangkaian alat pendeteksi tersebut, hanya dibutuhkan biaya Rp 150.000 hingga Rp 300.000. Alat detektor itu bisa dipasang di rumah-rumah. Sementara, home atau base dan sirene dapat dipasang di pos satpam. Inovasi yang diciptakan Vanessa dan Adita tersebut diharapkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan yang kerap ditemui di kampung-kampung Surabaya.
Pasalnya, kebakaran kerap kali dipicu karena faktor kelalaian masyarakat. Temuan itu diharapkan bisa memberikan peringatan dini sehingga kebakaran bisa langsung teratasi sebelum meluas. Pemkot Surabaya siap berikan pendampingan Agar kreativitas kedua siswi SMP itu bisa terus dikembangkan, Thony mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memberikan pendampingan. Dengan begitu, alat tersebut bisa dikembangkan dan berguna bagi masyarakat.
“Selain itu, kami juga berharap Pemkot bisa membantu pengurusan hak paten atau Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) karena ini jadi hal krusial terkait penemuan-penemuan,” ujar Thony.
Dua siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 52 Surabaya, yakni Adita Zahra Putri Purwana dan Vanesa Dewi Saraswati menunjukan alat Integrated Warning System yang diciptakan kepada Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony.
Dukungan tersebut, kata Thony, mutlak diperlukan. Sebab, hal itu juga dapat menjadi cara Pemkot dan seluruh masyarakat menghargai karya anak bangsa.
“Ini juga sejalan dengan misi pemerintah, yakni menuju Indonesia Emas 2045. Lewat generasi muda yang berbakat dan dukungan dari pemerintah, Indonesia mampu mencapai masa keemasan dan menjadi raja dunia,” tuturnya.
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan, Pemkot Surabaya akan mendukung inovasi tersebut.
Jika diperlukan, pihaknya juga bakal membantu mengurus HAKI. Sebab, menurutnya, keberadaan HAKI memungkinkan produk temuan tidak hanya dipasarkan di Surabaya, tetapi juga bisa dimanfaatkan secara luas di kota lain.
“Namun, perlu ada uji coba terlebih dahulu di sekolah atau kampung-kampung. Terkait hal ini, kami akan mencoba link and match dengan perusahaan-perusahaan yang mau mengembangkan alat ini. Jadi, bisa direplikasi dan lebih fungsional,” ujar Irvan. (lan/ns)