Daftar MBR Penerima Bansos Salah Sasaran; Meninggal Masuk Daftar, Ketua RW Mengadu
SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Daftar Masyarakat Berpengasilan Rendah (MBR) di RW 8 Kelurahan Simolawang Kecamatan Simokerto disoal Ketua RW setempat. Romdhoni, Ketua RW 8 menegaskan, data MBR di tempatnya carut marut.
"Ada warga yang sudah meninggal dunia masih tercatat didata MBR pemkot. Ada pula 13 warga yang mampu. Bahkan mereka yang memiliki mobil, turut terdaftar,” jelasnya, Jumat (8/5) di gedung DPRD Surabaya untuk mengadu.
Ramdhoni kembali mengatakan, hasil pendataan warga MBR oleh RW setempat sepertinya hanya sekedar formalitas.
”Warga MBR di RW 8 berdasarkan data Pemkot sebanyak 724 KK. Padahal sebelumnya, RW mendata sebanyak 10798. Data MBR ini tidak jelas, masih banyak warga yang harusnya layak masuk sebagai MBR. Dan ini sudah kami laporkan lewat applikasi MBR Pemkot" tegas Ramdhoni.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti usai menerima aduan Ramdhoni mengatakan, bisa memaklumi kalau pendataan MBR sebagai syarat penerima bantuan warga terdampak Covid-19 oleh pemkot Surabaya, dengan margin error dibawah 5 persen.
"Tapi kalau diatas itu, perlu dilakukan evaluasi. Ini baru ditingkat satu RW saja. Padahal di Surabaya berapa banyak RW," terangnya.
Reni menegaskan, up date data MBR oleh Pemkot Surabaya lemah. Pemkot harus pro aktif akan kejelasan informasi dan segera memperbaiki data. Sehingga ,bantuan bisa dialihkan ke yang benar-benar tidak mampu.
Reni juga menjelaskan soal kesalahan data MBR. ”Mungkin keluarga yang meninggal, tidak mengurus surat kematian atau mungkin sudah mengurus tapi tidak diconnectkan" urainya.
Menurut Reni, bantuan ke warga yang sudah meninggal dunia bisa diambil keluarganya. "Pihak kelurahan dan kecamatan, harus pro aktif memberikan layanan administrasi. Agar keluarga tersebut mudah mengambil bantuan. Jangan sampai ada anggapan mereka dipersulit," pungkasnya.(lan/ns)