Demo Mahasiswa Blokade Jalan Nasional dan Bakar Ban
Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM merambah ke sejumlah daerah. Di Mojokerto, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus Mahasiswa Mojokerto Raya menggelar aksi turun jalan, Rabu (7/9).
Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM merambah ke sejumlah daerah. Di Mojokerto, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus Mahasiswa Mojokerto Raya menggelar aksi turun jalan, Rabu (7/9).
Gerakan penolakan kenaikan harga BBM di depan Kantor Pemkot Mojokerto ricuh dan berlangsung panas. Massa yang mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian dan Satpol PP itu tak hanya membakar ban, namun mereka juga memblokir jalan nasional By Pass Surabaya-Jombang.
Masa gabungan dari HMI, GMNI, PMII, BEM, IMM itu juga menuntut tiga pimpinan DPRD dan sekdakot Mojokerto yang menemui peserta aksi. Mereka diminta meneken nota kesepakatan mendesak pemerintah mencabut kebijakan menaikkan harga BBM subsidi sebesar Rp 10.000.
Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto yang hadir dengan tongkat bantu akibat cidera lutut pun meneken nota yang juga berisi tuntutan menaikan Upah Minimun Regional (UMR). Demikian dengan Sonny Basuki Rahardjo dan Djunaedi Malik. Kedua wakil ketua DPRD langsung mengiyakan permintaan tanda tangan lengkap dengan stempel legislatif.
Awalnya, sekitar jam 09.30 WIB massa aksi melakukan long march dari Terminal Kertajaya Mojokerto. Di perempatan Kenanten, mahasiswa langsung berhenti dan memblokir jalan nasional tersebut. Mereka berorasi dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Tak pelak, arus lalin jalur nasional tersebut macet. Selanjutnya, mahasiswa dengan panji-panji dan spanduk bertuliskan menentang kenaikan harga BBM ini bergerak mendatangi kantor pemkot dan DPRD Kota Mojokerto di Jalan Gajahmada.
Dalam orasinya, mahasiswa meminta pemerintah membatalkan kenaikan BBM. Mereka juga meminta wakil rakyat keluar menemui mereka. Ditengah orasi mahasiswa nekad membakar ban bekas setelah sempat terlibat aksi dorong dengan aparat kepolisian.
Tak lama kemudian, Ketua DPRD Sunarto dan Wakil Ketua DPRD Junaidi Malik dan Sony Basuki Rahardjo beserta Sekda Gaguk Try Prasetyo turun menemui pendemo. Ahmad Rofi'I, seorang koordinator aksi mendesak agar keempat pejabat itu meneken nota kesepakatan yang disiapkan mahasiswa tentang pencabutan kebijakan menaikan harga BBM. Termasuk mendesak agar pemerintah menaikan UMR.
Situasi saat itu memanas karena mahasiswa terlibat adu argumen dengan para pimpinan dewan. Ditambah adanya pengakuan seorang mahasiswa yang mengaku kena pukul petugas. Keributan pun tak terhindarkan. Para mahasiswa ini nyaris adu pukul dengan petugas.
Mahasiswa mendesak agar pemerintah memberikan bantuan langsung tunai kongkret sebagai kompensasi ini. Hal inilah yang memicu debat kusir dengan ketua dewan. Akhirnya, Sekwan DPRD Ruby Hartoyo menjelaskan program kerja pemkot menyoal dampak kenaikan BBM.
"Kota Mojokerto diperkirakan mendapat kucuran Rp 4,6 miliar untuk bantuan langsung tunai (BLT) pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Dana tersebut bakal dikucurkan ke 7.793 keluarga penerima manfaat (KPM) yang disalurkan bertahap mulai bulan ini," katanya.
Demo yang berlangsung alot selama kurang lebih dua jam itu akhirnya bubar. Mahasiswa peserta aksi ini kemudian meninggalkan Kantor DPRD Kota Mojokerto. Mereka kemudian melakukan aksi unjuk rasa serupa ke Gedung DPRD Kabupaten Mojokerto.(yep/rd)