Dialog  Kopilaborasi Diskominfo di Blitar, Santri Bakal Lebih Unggul dan Berdaya Saing Tinggi

Benny juga menanggapi beredarnya hoaks di masyarakat bahwa Program OPOP dikhawatirkan megganggu fokus para santri dalam menuntut ilmu.

Dialog  Kopilaborasi Diskominfo di Blitar, Santri Bakal Lebih Unggul dan Berdaya Saing Tinggi
Penyerahan kartu OPOP Jatim oleh Bank Jatim syariah kepada Ponpes Mambaul Hisan Blitar didampingi Bupati Blitar dan Kadis Kominfo Jatim.

Blitar, HB.net - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur, kembali menggelar dialog Kopilaborasi Sambang Pesantren yang mengupas peran industri kreatif dalam meningkatkan ekonomi pesantren.   Dialog digelar di Pondok Pesantren Mambaul Hisan dan dibuka langsung Bupati Blitar, Rini Syarifah.

Bupati Blitar menyatakan, sangat mendukung program  One Pesantren One Produk (OPOP) yang digagas dan menjadi program prioritas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Sebagai bentuk dukungan, dia langsung menunjuk Sekda Kabupaten Blitar, Izul Marom sebagai Ketua OPOP Blitar. Bupati akan terus mengajak OPD di Blitar untuk menyuksukseskan OPOP di Blitar.

"Pak Sekda bersama OPD terkait seperti Dekranasda, Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan, Dinas Kominfo, dan Dinas  lainnya agar langsung nyekrup membangun OPOP di Blitar," ujar Bupati saat membuka Kopilaborasi,  Selasa (28/9).

Program OPOP dinilai Bupati Blitar  sebagai program yang luar biasa. Pada program ini para santri diajari tentang berwirausaha. Menurut Bupati, profesi apapun kalau ditekuni akan menjadi sangat luar biasa.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Jatim, Benny Sampirwanto mengatakan, untuk memperkuat keberadaan produk santri melalui OPOP Jatim berbagai upaya dan terobosan dilakukan Diskominfo Jatim. Antara lain dengan mengadakan pelatihan, workshop dan talkshow. Salah satunya talkshow Kopilaborasi yang saat ini digelar di Pesantren Mambaul Hisan Blitar. Hal ini, tentu mempunyai tujuan antara lain membantu meningkatkan wirausaha santri untuk memiliki keterampilan yang memadai. Baik itu kemampuan manajeman, kemampuan koordinasi berbagai kegiatan bisnis, maupun konsep bisnis yang mencukupi.

"Melalui dialog Kopilaborasi ini diharapkan wirausaha santri mampu meningkatkan keunggulan dan daya saing yang belum maksimal. Dengan begitu membuat wirausaha santri mampu meraih keunggulan serta daya saing yang berkelanjutan," ungkap Benny.

Pengasuh Ponpes Mambaul Hisan Blitar, HM Subhan Anshori mengatakan, dengan digelarnya dialog Kopilaborasi Sambang Pesantren di Ponpes Mambaul Hisan ini diharapkan bisa menguatkan ukhuwah wathoniyah dan ma'hadiyah pada semua.  OPOP merupakan peluang bagi pesantren mengembangkan usahanya. Santri harus mempunyai peran, sebab  ilmu yang dipelajari lengkap. Tidak hanya memahami ilmu agama namun juga ilmu lain yang mendukung kehidupan mereka.

Bupati Blitar, Hj Rini Syarifah saat memberikan sambutan pada Kopilaborasi sambang pesantren di Ponpes Mambaul Hisan Blitar.

Sekretaris OPOP Jatim, Mohammad Ghofirin mengapresiasi atas terselenggaranya dialog interaktif kopilaborasi sambang pesantren kali ini. Dengan tema menarik terkait kontribusi wirausaha santri pondok pesantren terhadap perekonomian daerah, diharapkan menjadi semangat baru bagi para wirausahawan santri.

Dikatakan Ghofirin, OPOP Jatim ditopang oleh tiga pilar yakni santripreneur, pesantrenpreneur dan sosiopreneur. Dari tiga pilar tersebut santri, pesantren dan alumni pesantren diharapkan mampu membangkitkan perekonomian di Jatim. Dia berharap kegiatan yang positif bagi pesantren dan santri ini dapat memotivasi pesantren yang belum bergabung Program OPOP.

Selain itu, Benny menjelaskan lagi, Diskominfo Jatim terus aktif membantu publikasi dan promosi OPOP Jatim. Menurut Benny ada dua metode utama. Pertama, dengan pendekatan below the line. Ini merupakan publikasi dengan mendekatkan Program OPOP ke masyarakat agar lebih memahami dan terbuka terhadap program dan produk pesantren. Sebagai contoh, kegiatan Kopilaborasi Sambang Pesantren.

Kedua, yaitu metode above the line, yang merupakan  publikasi melalui media mainstream seperti TV, Radio serta media sosial di ebrbagai platform untuk memperkenalkan produk dan program di masing-masing pesantren.

Benny juga menanggapi beredarnya hoaks di masyarakat bahwa Program OPOP dikhawatirkan megganggu fokus para santri dalam menuntut ilmu. Menurutnya, kunci dalam memberantas Hoaks salah satunya dengan meningkatkan literasi. Untuk mengatasi hal ini, Diskominfo Jatim memiliki sebuah tim pendeteksi informasi hoaks sehingga dapat segera mengungkapnya.

"Masyarakat dapat mengajukan aduan kepada Diskominfo melalui media sosial Diskominfo dan website. Selanjutnya Dinas Kominfo akan mengecek apakah ada nama dan nomor telepon yang dapat dikontak untuk melakukan klarifikasi yang hasil selanjutnya akan diberitakan kembali ke masyarakat di berbagai sosial media," ujar Benny.

Tak hanya itu, masyarakat bisa melakukan screen capture disertai alamat link, kemudian mengirimkan data ke aduankonten@mail.kominfo.go.id. Kiriman aduan segera diproses setelah melalui proses verifikasi.

"Masyarakat tidak perlu khawatir karena kerahasiaan pelapor dijamin dan aduan konten dapat dilihat di laman web trustpositif.kominfo.go.id. Klarifikasi akan diupload pula di media sosial Dinas Kominfo Jatim, sehingga masyarakat dapat membagikan info tersebut dengan mudah," terangnya. (mid/ns)