Electrifying Agriculture Berdayakan Petani Buah Naga

Sebagai bentuk electrifying agriculture, elektrifikasi buah naga telah mendorong peningkatan perekonomian petani karena panen dapat dilakukan sepanjang tahun.

Electrifying Agriculture Berdayakan Petani Buah Naga
Nanang, penggerak wisata petik buah naga saat menjelaskan proses penyilangan buah naga di tempat wisata yang dia kelola.

Banyuwangi, HARIANBANGSA.net - Sebagai bentuk electrifying agriculture, elektrifikasi buah naga telah mendorong peningkatan perekonomian petani karena panen dapat dilakukan sepanjang tahun.

Untuk 1 hektare lahan dengan penyinaran dapat menghasilkan buah naga sebanyak 77 ton tiap tahunnya, dengan harga per kilo berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 30.000. Tercatat sekitar 1362 hektare lahan buah naga yang tersebar di daerah Pesanggaran, Siliragung, Tegaldlimo, Bangunrejo, dan Purwoharjo sudah teraliri listrik.

"Melalui PLN Peduli, kami hadir menangkap kebutuhan para petani buah naga untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya. Sejak tahun 2020, PLN Peduli memfasilitasi dan memberdayakan para petani buah naga. Jadi tidak hanya meningkatkan produksi tapi juga melalui industri olahan makanan dari buah naga," papar Manager PLN ULP Jajag, Didit Ari Tarmizi.

Dengan elektrifikasi PLN ini, wisata petik pertama kali di Banyuwangi tercetuskan. Agro Wisata Petik Jeruk dan Naga Listrik yang menyuguhkan pertanian buah naga disinari lampu-lampu LED yang terletak di Pesanggaran, selatan Banyuwangi menjadi daya tarik tersendiri.

Pengunjung dapat menikmati sensasi berkunjung ke ladang buah naga sambil memetik sendiri buah naga maupun jeruk yang ada di area wisata yang dikelola oleh Paguyuban Sekar Arum Naga ini. “Menariknya, pada malam hari pengunjung dapat merasakan pengalaman untuk mengawinkan buah naga secara langsung. Dihiasi lampu-lampu yang cantik, wisatawan juga bisa berfoto di ladang cahaya dari atas ketinggian spot foto yang disediakan di tempat ini," imbuh Didit.

Terhitung sudah lebih dari 30 tenaga kerja tetap yang diserap hingga pertengahan tahun 2021. Sementara jumlah pengunjung sekitar 4000 wisatawan baik lokal maupun domestik dari khalayak umum, public figure, maupun tokoh penting masyarakat. Omzet saat musim panen Rp 173 juta setelah mendapat penyinaran buah naga menjadi Rp 764 juta atau naik tiga kali lipat.

"Sejak PLN Peduli hadir membersamai petani buah naga, wisata petik buah naga dan jeruk ini menjadi lebih dikenal masyarakat luas. Tak jarang pengunjung yang sebelumnya hanya sekedar lewat untuk berwisata ke Pulau Merah, justru mampir ke agro wisata ini," terang Nanang, penggerak wisata petik buah naga.

Kini, listrik untuk sang naga pun meraih beragam penghargaan CSR dan banyak direplikasi wilayah lain. (mid/rd)