Go Tjong Ping: Robohnya Patung Dewa Perang di Tuban Murni Human Error
SURABAYA, HARIAN BANGSA - Runtuhnya Patung Dewa Perang Kong Co Kwan Sing Tee Koen, patung tertinggi se-Asia Tenggara Kamis (16/4) , membuat Anggota DPRD Jatim, Go Tjong Ping ikut prihatin. Dia menilai robohnya patung itu murni human error.
“Runtuhnya patung itu pastinya seratus persen human error. Kesalahan mulai dari arsitek , teknik sipil dan tukang pekerjanya termasuk pematungnya,” kata anggota dewan yang terpilih dari Dapil Tuban ini.
Dilihat rangkanya, kata Ping, panggilan akrab Go Tjong Ping, orang yang paham bangunan berkomentar, pembuatan patung tersebut tidak seusi dengan pakem teknik sipil. Teknik pembangunannya lebih mirip teknik pembangunan pembuatan patung satu meter ke bawah.
“Jadi patung puluhan ton, setinggi 30 meter dan konon katanya senilai sekitar Rp 1,5 miliar itu akhirnya runtuh. Dan terbukti, rangka tengah yang masih berdiri itu gak meninggalkan jejak bahwa patungnya itu menempel kuat pada rangka tengah, akhirnya iya roboh kena hujan panas beberapa tahun saja,” beber Ping.
Lagi pula, lanjutnya, rasan-rasan diantara umat, bentuk wajah Kwan Kong-nya juga gak bagus sama sekali, mukanya kelihatan aneh.
“Kalo habis miliaran, kenapa gak diserahkan ahli dari Tiongkok saja?,” katanya.
Dia mengatakan, patung Nabi Kongzi, patung Kwan Im, patung Kwan Kong, patung Buddha, patung Makco TSSB di tempat aslinya masing masing di Tiongkok yang didirikan 70-100 meter saja puluhan tahun masih berdiri bahkan patungnya bisa jadi satu dengan bangunan musiumnya dibagian pondasinya.
“Bukankah itu bagus?,” tukas Ping.
“Kalau wajah Kwan Kong-nya saja gak mirip dengan aslinya (terasa aneh,red) bagaimana kita bisa ‘sreg’ mau sembahyang?,”tambah Ping.
Dia menyebut, tampak seperti pelecehan pada Kongco Kwan Kong pujaan tersebut. Seharusnya dibuat yang sempurna terutama bagian wajah ataupun kepala.
“Mungkin patungnya runtuh karena Kongconya gak berkenan dengan kualitas patungnya,”ungap dia.
Ping berharap, patung tersebut segera dibangun dengan kualitas lebih bagus dan tenaga ahli yang berkualitas pula, jangan asal asalan. Dia menyampaikan, tenaga ahli banyak yang berkualitas.
“Bisa dari Bali, Semarang, maupun Tegal. Kalo runtuh bukan karena gempa bumi gini yang malu kan juga kita umat klentengnya bukan?”pungkas dia. (mid/ns)