Hadapi Pandemi, UMKM Harus Melihat Peluang di Balik Tantangan
UMKM menjadi salah satu prioritas utama dalam masa pandemic. Pemerintah memprioritaskan di urutan ketiga setelah bidang kesehatan dan informasi.
Surabaya, HARIAN BANGSA.net - UMKM menjadi salah satu prioritas utama dalam masa pandemi. Pemerintah memprioritaskan di urutan ketiga setelah bidang kesehatan dan informasi. Namun, perlu diketahui jika pemerintah hanya membantu policy dan infrastruktur. Tidak untuk mencari pelanggan.
Hal ini dikatakan, Perwakilan Markplus Inc (Consulting, Research, Education, Media & Event), Jacky Mussry, dalam webinar yang digelar BBC Media Action dan Dewan Pers.
"Keberhasilan UMKM bergantung pada diri mereka sendiri. Bagaimana cara mereka mengembangkan profesionalisme. Jangan selalu bilang kalau saya UMKM usahanya kecil. Saya tidak bisa karena kecil," katanya.
Padalah mereka itu perusahaan. Menurutnya, pedagang sate biasa saja punya strategi untuk menjual dagangannya. "UMKM juga harus punya strategi dong," jelasnya.
Ia juga menjelaskan, jika peran entrepreneur di masa pandemi harus kreatif dan produktif. Menurutnya, kreatif gampang, tapi produktif tidak ujungnya. Sehingga harus bisa menggabungkannya antara kreatif dengan hasil yang produktif.
UMKM tidak hanya harus bisa produksi, tetapi manajemen produk. Seperti bagaimana mengemas, mengolah, packaging dan melakukan pemasaran serta menajemen keuangan harus bisa. Rata-rata banyak yang hanya bisa memproduksi saja tetapi menejemen produknya kurang bisa.
Terkait peluang yang dihadapi masa pandemi, mereka juga harus mendorong dan melihat peluang di balik ancaman dan mengambil risiko. Ia menegaskan jika UMKM harus melihat peluang yang terstruktur.
"Sekarang kan era human, sejauh mana kita digitalisasi. Jadi tetap semuanya bergantung pada diri kita sendiri," tandasnya.
Ketika kita melihat masa normal, mereka memang bergerak sesuai job description atau pekerjaan mereka (UMKM). Juga fokus pada problem solving. Apa saja yang terjadi mereka tetap berjualan, tetap menghasilkan omzet.
Tetapi pandemi ini merupakan pertama kali mereka mengalami penurunan penjualan. Bahkan ada yang tidak bergerak. "Harapan kita pada 2030 bisa kembali seperti 2019," pungkasnya.(sby1/rd)