Hingga Mei 2021, PLN Melistriki 11.558 Pelanggan Sektor Agrikultur
Sampai Mei 2021, PLN telah melistriki 11.558 pelanggan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, hingga sektor pengolahan produk hasil pertanian dengan total daya tersambung adalah 49,39 MVA.
Surabaya, HB.net - Sektor agrikultur kini tengah menjadi salah satu penyokong bangkitnya perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Berkaitan dengan hal tersebut, PLN turut berkontribusi dalam penguatan sektor agrikultur khususnya di Jawa Timur (Jatim).
Sampai Mei 2021, PLN telah melistriki 11.558 pelanggan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, hingga sektor pengolahan produk hasil pertanian dengan total daya tersambung adalah 49,39 MVA.
Senior Manager General Affairs, PLN UID Jatim, A Rasyid Naja mengatakan, total proyeksi penambahan sektor agrikultur hingga Desember nanti sebanyak 2153 pelanggan dengan daya sebesar 24,78 MVA. Jumlah terbanyak pada Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Madiun bidang perikanan, perkebunan, pertanian dan peternakan yakni 38.363 pelanggan hingga Mei 2021.
Kedua yakni UP3 Ponorogo sebanyak2.343 pelanggan yang notabene berasal dari pertanian, pembibitan dan budidaya perikanan, budidaya ternak, perkebunan hingga hortikultura sayur ataupun buah. Untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, PLN UID Jatim memiliki program KUR Electrifying Agriculture yakni Kredit Usaha Rakyat bekerjasama dengan Bank Mandiri.
"Program ini untuk mendukung program layanan penyambungan tenaga listrik sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan serta tidak terbatas pada jenis usaha pengelolaan irigasi, penggilingan padi, budidaya buah naga, budidaya hewan ternak dan perikanan," ungkapnya.
Produk dan layanan sambungan tegangan rendah memberikan penyediaan listrik untuk lahan pertanian dan smart system untuk agriculture, smart agriculture hingga Mei 2021 diikuti sebanyak 8.463 pelanggan dengan daya 33.421.700 VA. PLN juga memberi kemudahan melalui program “Listrik Untuk Sang Naga”, sebagai bentuk Electrifying Agriculture.
Elektrifikasi buah naga telah mendorong peningkatan perekonomian petani karena panen dapat dilakukan sepanjang tahun, untuk 1 hektar lahan dengan penyinaran dapat menghasilkan buah naga sebanyak 77 ton tiap tahunnya dengan harga per kilo berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 30.000.
Tercatat sekitar 1.362 hektar lahan buah naga yang tersebar di Pesanggaran, Siliragung, Tegaldlimo, Bangunrejo dan Purwoharjo sudah teraliri listrik. Dengan elektrifikasi PLN ini, wisata petik pertama kali di Banyuwangi tercetuskan. Agro Wisata Petik Jeruk dan Naga Listrik yang menyuguhkan pertanian buah naga disinari lampu-lampu LED yang terletak di Pesanggaran, selatan Banyuwangi menjadi daya tarik tersendiri.
"Sejak PLN Peduli hadir membersamai petani buah naga, wisata petik buah naga dan jeruk ini menjadi lebih dikenal masyarakat luas. Tak jarang pengunjung yang sebelumnya hanya sekedar lewat untuk berwisata ke Pulau Merah, justru mampir ke agro wisata ini," terang Nanang, penggerak wisata petik buah naga. (mid/diy)