Januari-Maret, KPF Surabaya Alami KenaikanTransaksi 30 Persen
Beragam instrumen trading membuat para calon investor terkadang kebingungan menentukan pilihan.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Beragam instrumen trading membuat para calon investor terkadang kebingungan menentukan pilihan. Apalagi bagi orang yang baru memulai belajar investasi. Satu di antara berbagai cara mengatasi permasalahan calon trader ialah berinvestasi menggunakan jasa pialang.
Yang harus dipastikan ialah perusahaan atau orang tersebut bersifat legal. Bila ingin melakukan investasi di perdagangan berjangka, pialang bisa disebut legal bila diawasi dan terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Salah satu pialang legal yang dapat nasabah percaya dalam melakukan investasi ialah PT Kontak Perkasa Futures (KPF) Cabang Surabaya. Selain legal, perusahaan ini juga tercatat memiliki kinerja baik.
Dalam laporan kinerja perusahaan tahun 2021, perusahaan ini menorehkan prestasi kenaikan total volume transaksi tahun 2021 sebesar 35 persen dari tahun sebelumnya, yaitu 53.488 lot. Adapun jumlah nasabah sebanyak 212 orang. Mengalami kenaikan 25 persen dari tahun sebelumnya. Nasabah yang terdaftar berasal dari berbagai profesi.
Membuka tahun 2022, kinerja PT KPF mengalami kenaikan secara signifikan. Tiga bulan ini, perusahaan sudah mencatatkan total volume transaksi sebanyak 17.132 lot, dan jumlah nasabah 56 orang.
“Tiga bulan pertama di tahun 2021 mencatatkan volume transaksi sebanyak 13.177 lot. Jika dibanding dengan volume transaksi tahun ini saja, sudah bisa kita pahami bahwa kenaikan mencapai 30 persen,” terang Branch Manager KPF Surabaya M Lutfi Jundiaturridwan, Rabu (16/3).
Lebih lanjut, Lutfi mengakui kenaikan kinerja KPF Surabaya sebagai bukti kualitas pelayanan marketing. Sebesar 80 persen tenaga pialang generasi milenial menjadi nilai tambah bagi perusahaan.
Menurut Koordinator Wakil Pialang KPF Surabaya Nurul Qalbi Bachrun, semua marketing sudah melalui berbagai proses penerimaan dan pelatihan insentif. Dalam meningkatkan kompetensi, mereka dilatih untuk terus meningkatkan keterampilan teknis dan softskill.
“Perusahaan juga menekankan pelatihan marketing agar melakukan pelayanan berbasis digital. Satu di antaranya ialah mereka dilatih untuk memanfaatkan berbagai platform media sosial dalam berinteraksi dengan nasabah,” jelas Nurul Qalbi Bachrun.
“Pelayanan nasabah akan tetap menjadi fokus utama. Visi perusahaan ialah memberikan edukasi, kenyamanan, dan keamanan nasabah dalam bertransaksi,” tutup Lutfi.(rd)