JConnect Mobile Bank Jatim Capai 566 Ribu Pengguna
Di tengah persaingan perbankan yang semakin ketat, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) terus menunjukkan performa positifnya.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Di tengah persaingan perbankan yang semakin ketat, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) terus menunjukkan performa positifnya. Bertempat di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Jatim telah melaksanakan analyst meeting guna memaparkan kinerja Semester I 2023, Selasa (25/7).
Direktur Utama Bank Jatiim Busrul Iman memaparkan, pihaknya berhasil melewati Semester I 2023 dengan kinerja yang cukup baik. Kinerja digital banking Bank Jatim mengalami peningkatan. Untuk JConnect sepanjang semester I 2023 berhasil mencetak angka yang positif.
“Pengguna JConnect Mobile pada Semester I tahun ini sudah mencapai 566 ribu user atau tumbuh 30 persen (YoY). Sementara untuk jumlah transaksinya berada di angka Rp 3,4 triliun, naik 35 persen dibanding Semester I 2022 (YoY),” katanya.
Selanjutnya, user JConnect IB Corporate berada di angka 7.550 atau naik 23 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 853 miliar. Kemudian, jumlah Agen Jatim sepanjang Semester I 2023 sebesar 4.853 user atau tumbuh 30 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 7,2 miliar.
“Merchant QRIS kami sudah mencapai 90.403 atau tumbuh 61 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 56 miliar atau tumbuh 76 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY). JConnect Loan juga tumbuh positif dan telah digunakan untuk memproses 12.300 persetujuan kredit dari 16.500 permohonan kredit,” urai Busrul.
Untuk penyaluran kredit, Bank Jatim mampu membukukan peningkatan yang signifikan di atas rata-rata yaitu 13,02 persen (YoY). Untuk pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial dan SME sebesar 25,55 persen (YoY) dan sektor konsumer 5,77 persen (YoY).
Menurut Busrul, akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa tercipta kesejahteraan untuk masyarakat.
“Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat,” pungkasnya. (diy/rd)