Jember Duduki Posisi 4 Resiko Bencana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melabel Jember berstatus tinggi dalam Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Tercatat pada pusat data, informasi, dan komunikasi kebencanaan BNPB, bahwa Jember memiliki skor 152,63 dalam skala IRBI.
Jember, HB.net - Jember menempati posisi 4 teratas Indeks Risiko Bencana Kabupaten/Kota se-Jawa Timur (Jatim), Sehingga Bupati Jember, Hendy Siswanto menghimbau kepada masyarakat agar melek bencana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melabel Jember berstatus tinggi dalam Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Tercatat pada pusat data, informasi, dan komunikasi kebencanaan BNPB, bahwa Jember memiliki skor 152,63 dalam skala IRBI.
Bupati Hendy, menghimbau kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Kepala Desa (Kades)/ Lurah, relawan kebencanaan, masyarakat, dan semua pemangku kebencanaan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), melalui pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana.
Ia juga menambahkan agar dapat melakukan kegiatan antisipasi bencana sesuai analisa BMKG. "Lakukan pembentukan dan pengembangan desa tangguh bencana. Memperkuat kelembagaan penanggulangan bencana," ujar Hendy.
Adanya Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) yang dibentuk oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, juga perlu dimanfaatkan secara maksimal sebagai upaya kewaspadaan terhadap bencana. "Tingkatkan kualitas data dan pelaporan kejadian bencana melalui optimalisasi pemanfaatan pusat pengendalian operasi (Pusdalops)," katanya.
“Kekuatan para pegiat kebencanaan ini sangat luar biasa, karena mereka ada di posisinya masing-masing. Mereka yang mengetahui bencana lebih dulu," imbuh Hendy.
Letak geografis dengan komposisi geologis, hidrologis, dan demografis yang dimiliki wilayah Jember, memang menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Sehingga, Bupati menekankan agar semua lapisan elemen masyarakat dapat memahami konsep Penta- Helix dalam menangani urusan kebencanaan ini.
"Para pihak dalam penanggulangan bencana atau Penta Helix, di mana pemerintah pusat maupun daerah, akademisi dan ahli, masyarakat sipil, lembaga usaha, dan media harus bersatu padu dalam rangka membangun ketangguhan masyarakat,” pungkasnya. (yud/bil/diy)