KBI dan Aprindo Sinergi, Resi Gudang Kian Tumbuh

Pemanfaatan resi gudang di Indonesia diproyeksikan akan semakin tumbuh dalam beberapa waktu ke depan.

KBI dan Aprindo Sinergi, Resi Gudang Kian Tumbuh
Dari kiri Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Komisaris Utama KBI Sutriono Edi, dan Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey di sela-sela penandatanganan kesepahaman antara KBI dengan Aprindo.

Jakarta, HARIAN BANGSA.net - Pemanfaatan resi gudang di Indonesia diproyeksikan akan semakin tumbuh dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini dikarenakan adanya sinergi terkait pemanfaatan resi gudang yang dilakukan oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, upaya ini tentunya merupakan bagian dari perannya sebagai pusat registrasi resi gudang untuk terus meningkatkan pemanfaatan resi gudang. Dengan adanya sinergi ini, gudang-gudang yang dimiliki oleh para anggota Aprindo ke depan diharapkan bisa menjadi gudang SRG.

Sehingga bisa menjangkau daerah-daerah yang menjadi sentra komoditas namun belum ada gudang SRG. Pada akhirnya akan meningkatkan volume barang yang diregistrasi ke resi gudang. “Sebagai negara yang memiliki luas wilayah yang besar dan memiliki banyak komoditas, sudah selayaknya pemanfaatan resi gudang bisa tumbuh,” kata Fajar Wibhiyadi, Sabtu (21/8).

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengatakan, ke depan, harapannya anggota Aprindo tidak hanya menjadi off taker atau standing buyer, tapi juga menjadi pengelola gudang SRG.  Selain itu, bagi anggota Aprindo akan mendapatkan kepastian. Pertama adalah ketersediaan produk, dan yang kedua adalah kestabilan harga. Hal ini tentunya akan didapatkan dengan melalui SRG.

“Kita tahu supply chain untuk mendapatkan barang perlu beberapa layer. Dengan menjadi pengelola gudang SRG, maka anggota Aprindo langsung bisa mendapatkan barang. Pada akhirnya masyarakat akan mendapatkan harga yang lebih baik,” jelasnya.

Upaya bersama yang dilakukan Aprindo dan KBI ini adalah dalam muara untuk ketersediaan barang, kestabilan harga, dan berujung pada konsumsi. Sebagai catatan, sepanjang tahun 2020, jumlah resi gudang yang diregistrasikan mencapai 428 RG dari 8 komoditas dengan volume 9.593.717 kg senilai Rp 200,784 miliar.

Sedangkan di tahun 2021, sepanjang semester I jumlah resi gudang yang telah diregistrasi mencapai 230 RG. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 49 persen dibandingkan selama periode yang sama di tahun 2020, dimana resi gudang yang diregistrasi mencapai 154 RG.

Dari sisi jumlah komoditas, sepanjang semester I 2021, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 10 komoditas. Sedangkan di periode yang sama di tahun 2020, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 6 komoditas.

Dari sisi volume barang, sepanjang semester I 2021 total volume komoditas yang diresigudangkan mencapai 5.517.288 kg, atau meningkat sebesar 44 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 dimana tercatat sebanyak 3.823.248 kg.

Sedangkan dari sisi nilai barang, sepanjang semester I 2021 total nilai barang yang diregistrasikan ke resi gudang mencapai Rp 170,995 miliar. Angka ini meningkat 124 persen dibandingkan semester I 2020 dimana nilai barang yang diresigundangkan mencapai Rp 76,186 miliar.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga yang turut hadir menyaksikan penandatangan kesepahaman ini mengatakan, dia  sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KBI dan Aprindo. Tentunya ini adalah langkah awal untuk memantapkan sinergi dan kolaborasi dalam hal pemanfaatan resi gudang.

“Keduanya memiliki posisi stategis. Aprindo di retail dan KBI adalah pusat registrasi resi gudang. Apa yang dilakukan KBI dan Aprindo ini tentunya sejalan dengan yang dijalankan Kementerian Perdagangan untuk terus meningkatkan pemanfaatan SRG,” jelasnya.

Menurut Fajar Wibhiyadi, upaya peningkatan pemanfaatan resi gudang tentunya menjadi tugas bersama para pemangku kepentingan. Pihaknya sebagai pusat registrasi resi gudang, ke depan akan terus melakukan sinergi dan aliansi dengan berbagai pihak. Baik dengan sesama BUMN maupun pihak swasta. “Melihat potensi yang ada, kami optimis ke depan pemanfaatan resi gudang akan terus tumbuh,” ungkapnya.(rd)