Kenny Jadi Wisudawan Sarjana Terbaik ITS
Menempuh pendidikan selama 3,5 tahun di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), tak menghalangi Benedictus Kenny Tjahjono sematkan gelar sebagai wisudawan sarjana (S1) terbaik di wisuda ke-129.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Menempuh pendidikan selama 3,5 tahun di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), tak menghalangi Benedictus Kenny Tjahjono sematkan gelar sebagai wisudawan sarjana (S1) terbaik di wisuda ke-129. Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yaitu 3,96, mahasiswa Departemen Statistika yang diwisuda pada hari kedua, Minggu (21/4) lalu, ini menunjukkan kegigihannya dalam bidang akademik.
Pemuda kelahiran Surabaya tersebut mengungkapkan jika pada masa awal perkuliahan ia menemui banyak kesulitan. Utamanya ketika dirinya harus berhadapan dengan mata kuliah yang melibatkan pemrograman komputer. “Saya tidak memiliki pengetahuan dasar mengenai komputer sama sekali,” terangnya.
Saat semester dua, Kenny mengambil mata kuliah tambahan, yaitu Analisis Eksplorasi Data yang sebenarnya diperuntukkan bagi mahasiswa semester empat. Pada mata kuliah tersebut mengharuskan dirinya untuk memahami dasar pemrograman. “Jelas saja saya merasa sangat kesulitan mempelajari mata kuliah tersebut,” ungkapnya.
Lebih lanjut, mahasiswa angkatan 2020 ini mengatakan, jika kesulitannya dalam memahami mata kuliah tersebut membuatnya harus belajar dengan lebih intensif. Sehingga saat di sela-sela pergantian kelas, Kenny sering menghabiskan waktu untuk belajar mengenai bahasa pemrograman. Kenny pun menyadari jika dalam dunia pemrograman diperlukan ketekunan dalam eksplorasi data.
Atas ketekunannya tersebut, alumnus SMA Katolik Santa Agnes Surabaya ini mulai menguasai bahasa pemrograman. Hal itu mengantarkan dirinya dipercaya menjadi asisten dosen pada tiga mata kuliah pemrograman semasa menjadi mahasiswa. “Kesulitan itu akhirnya membawa saya pada kecintaan dalam bidang komputasi,” papar Kenny dengan bangga.
Namun layaknya mahasiswa lain, mantan wakil ketua Statistics Computer Course (SCC) ini juga pernah merasa terjebak akan perjalanannya di masa perkuliahan. Mencoba menepis kepelikan itu, ia mengambil kesempatan untuk magang di Bangkit Academy. Melalui pengalaman tersebut, Kenny mendapatkan pemahaman mendalam mengenai bahasa pemrograman sekaligus ide untuk topik tugas akhirnya.
Kenny mengaku jika perjalanan dalam menempuh pendidikan tinggi di ITS tidaklah mudah. Tetapi ia bersyukur telah melalui kesulitan tersebut dengan akhir yang indah. Satu per satu pengalaman berharga diperolehnya sebagai hadiah dari ketekunan dalam menempuh proses yang panjang. “Di mana ada kemauan untuk menyelesaikan permasalahan, pasti akan ada jalan,” pesannya di akhir.(rd)