Komisi VIII DPR RI Apresiasi Inovasi Pesantren Amanatul Ummah
Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto beserta anggota komisinya, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Sabtu (22/1).
Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto beserta anggota komisinya, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Sabtu (22/1).
Kedatangan para anggota dewan ke ponpes yang didirikan oleh Asep Syaifudin Chalim itu untuk melihat langsung keberhasilan Amanatul Ummah sebagai pesantren mandiri dan modern.
Yandri Susanto sebagai ketua Komisi VIII menyampaikan, kegiatan ini sebagai kunjungan kerja spesifik dalam rangka implementasi UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Sebab, peran pesantren semakin luas sebagai pendorong berkembangnya ekonomi keumatan dan basis keterampilan para santri.
"Pesantren Amanatul Ummah ini menjadi literasi kita di Komisi VIII bahwa sesungguhnya pondok pesantren itu tidak bisa dipandang sebelah mata. Islam itu sejatinya pinter, wangi, kaya, hebat, seperti yang dicontohkan oleh Kiai Asep di Amanatul Ummah yang dapat dijadikan percontohan bagi pondok pesantren lainnya," jelasnya.
Menurutnya, sangat tepat Komisi VIII mengadakan kunjungan kerja ke Amanatul Ummah. Sebab, pesantren ini sudah melebihi undang-undang. Jika di UU Nomor 18 Tahun 2019 masih berbicara tentang rencana, maka Amanatul Ummah sudah melampaui undang-undang tersebut.
"Tadi ada dialog dengan para kiai. Ada masukan dari sisi biaya, saran, dan prasarana, termasuk majelis masyayikh. Memang ada pro kontra. Oleh karena itu, nanti kita akan meramu di Komisi VIII,” tegas Yandri.
Menurutnya, UU tersebut terbuka untuk direvisi, menuju penyempurnaan, karena memang baru tiga tahun. Pihaknya ingin mendengarkan betul maunya pesantren bagaimana.
Kiai Asep menceritakan bagaimana dirinya membangun Amanatul Ummah pada tahun 2006 di Pacet, Mojokerto. Dulunya jauh dari penduduk dan gelap gulita. Ketika itu, banyak yang pesimis, bahkan menertawakan tentang keberadaan pesantren ini. Namun Kiai Asep tetap melanjutkan cita-citanya dengan mendirikan madrasah bertaraf internasional.
“Akhirnya saya mendapatkan referensi bahwa orang yang bercita-cita tinggi akan dicintai oleh Allah SWT. Maka itu, menguatkan kembali cita-cita saya, sehingga langkah menjadi mantab,” ujarnya.
Menurut Kiai Asep, kunci sukses dalam sebuah lembaga pendidikan adalah guru dan sistem. Maka, dirinya memilih guru yang baik serta sistem pembejalaran terbaik. Tahun 2006 muridnya hanya 48 siswa. Namun saat ini jumlah muridnya sudah mencapai 10 ribu siswa.
"Bahkan tahun 2017 cita-cita saya sudah terwujud. Ada yang memberi award sebagai The Most Favourit School in Indonesia,” ungkap Kiai Asep.
Di 2018 sebagai sekolah yang sistem pembelajarannya paling baik di Indonesia. Bahkan tahun 2019 Ponpes Amanatul Ummah mendapat penghargaan sebagai pesantren modern inspiratif nomor satu di Indonesia.(ris/rd)