Kota Mojokerto Gencarkan Program Posyandu Terintegrasi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru merilis data problem stunting di Jawa Timur pada tahun 2021 yang disebut mencapai 23,5 persen.
Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru merilis data problem stunting di Jawa Timur pada tahun 2021 yang disebut mencapai 23,5 persen. Di antara data tersebut, Kota Mojokerto tercatat menjadi daerah dengan problem stunting terendah, yakni di angka 6,9 persen.
Ini menunjukkan, Ika Puspitasari sebagai walikota Mojokerto telah berhasil menangani masalah stunting. Namun demikian, walikota Mojokerto melalui Dinas Kesehatan, tetap gencar melaksanakan program peduli stunting dan pananganan pertumbuhan balita terintegrasi (Pasupati).
Program ini dilaksanakan di masing-masing puskesmas yang ada di Kota Mojokerto. Salah satunya, kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kedundung Peduli Stunting dan Pasupati. Kegiatan ini bertempat di Posyandu Sekar Putih RW 01 Kedundung, Senin (18/4). Sedangkan narasumbernya dr Vita Dwi W, seorang ahli qizi.
Dalam penjelasannya, Vita menerangkan, kegiatan peduli stunting tersebut untuk pemantauan pertumbuhan balita melalui penimbangan dan pengukuran tinggi atau panjang badan. Kemudian, pembagian PMT, edukasi dan praktik gizi tentang pemberian makanan bayi dan anak (PMBA), edukasi ASI ekslusif bersama keluarga balita.
Status gizi balita merupakan hal yang harus diperhatikan oleh para orang tua. Stunting merupakan kondisi status gizi balita yang ukuran tinggi badannya lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Semua pihak harus bersinergi untuk menangani stunting.
Posyandu terintegrasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun balita merupakan penyelenggaraan integrasi layanan sosial dasar di posyandu. Salah satunya adalah pembinaan gizi dan kesehatan ibu anak serta pos PAUD. Posyandu yang melaksanakan program pengembangan tambahan, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik, sosial dan emosional anak yang dapat dipantau salah satunya pada integrasi posyandu PAUD,
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi langsung pada anak menggunakan lembar pedoman perkembangan bahasa anak di posyandu terintegrasi PAUD.
Menurut dr Vita, penting bagi orang tua untuk memantau perkembangan pertumbuhan anak di usia dibawah dua tahun. Salah satunya, pemantauan pertumbuhan balita pada seribu hari pertama.
“Wujudkan anak sehat dan ceria dengan gizi seimbang. Harapannya, orang tua harus bisa menjaga anak supaya gizi yg seimbang dan perkembangan pertumbuhan anak. Mulai dini, ibu hamil harus teratur memeriksakan kandungannya," jelas Vita.
Sedangkan Kepala Puskesmas Kedundung drg Heti Nira Purnaningsih mengajak kepada para orang tua lebih peduli dengan proses pertumbuhan balita. Asupan gizi untuk balita harus selalu dijaga dengan baik. Ibu ibu juga harus mendukung posyandu terintegrasi. Pasalnya, untuk kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga, dalam aspek pemantauan tumbuh kembang balita atau anak, pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan terintegrasi serta saling memperkuat antarprogram.
"Adanya posyandu terintegrasi ini akan semakin mempermudah para orang tua dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya mewujudkan sinergitas posyandu terintegrasi, dengan melakukan kegiatan pembinaan posyandu balita terintegrasi yang diikuti oleh kader posyandu balita terintegrasi se Kota Mojokerto," terangnya.(ADV/ris/rd)