Mahasiswa ITS Inovasi Detergen Ramah Lingkungan

Penggunaan produk berbahan dasar anorganik, khususnya di lingkup rumah tangga, terbukti berpotensi menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan.

Mahasiswa ITS Inovasi Detergen Ramah Lingkungan
Tim Chozz ITS ketika mempresentasikan produk detergen Chozz dan rencana bisnis yang akan dijalankan di ajang IYC ITB 2024.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Penggunaan produk berbahan dasar anorganik, khususnya di lingkup rumah tangga, terbukti berpotensi menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan. Berangkat dari hal tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Chozz, inovasi deterjen berbahan baku minyak kelapa dan ekoenzim.

Ketua tim Chozz ITS Rafindita Sumar Ramadhan mengungkapkan bahwa inovasi ini lahir karena adanya penggunaan detergen berbahan anorganik di lingkup rumah tangga yang dinilai tidak ramah lingkungan. “Penggunaan detergen berbahan anorganik ini dapat menimbulkan permasalah serius bagi keberlangsungan lingkungan hidup,” ungkapnya.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh tim Chozz, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat bahwa pada tahun 2014 hingga 2018 kerusakan sumber daya air di Indonesia mengalami peningkatan hingga 50 persen. Sedangkan pada tahun 2021 distribusi volume sumber daya air terbesar di Indonesia sudah dipegang oleh pihak rumah tangga.

Angka tersebut juga menunjukkan bahwa skala rumah tangga juga berkontribusi menyumbang pencemaran pada sumber daya air. Salah satu sumber pencemaran yang berasal dari rumah tangga adalah adanya penggunaan detergen anorganik tersebut. “Chozz adalah inovasi yang dapat menggantikan peran detergen anorganik,” terang mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS tersebut.

Inovasi yang dibawa tim Chozz ini memiliki bahan penyusun organik yang dinilai lebih ramah lingkungan. Memanfaatkan sumber daya yang mudah ditemui, tim Chozz membuat detergen dengan bahan dasar minyak kelapa dan ekoenzim. “Penggunaan bahan organik ini diharapkan dapat mencegah serta menurunkan pencemaran air yang ditimbulkan rumah tangga,” imbuh Rafin.

Ia menjelaskan alasan di balik pemilihan bahan baku minyak kelapa tersebut karena adanya sumber daya kelapa yang berlimpah di Indonesia. Sedangkan, ekoenzim yang merupakan produk fermentasi limbah organik dipilih karena telah terbukti memiliki kemampuan membersihkan. “Kami juga menggunakan essential oil sebagai pewangi dan soda api untuk memadatkan adonan detergen,” paparnya.

Tim Chozz membuat produk detergennya dalam bentuk padatan dengan takaran yang telah disesuaikan, di mana satu buah padatan detergen dapat digunakan untuk membersihkan lima kilogram pakaian. Hal ini juga merupakan inovasi yang dibawa Chozz selain inovasi bahan baku organiknya. “Kami membuat Chozz dalam bentuk padatan supaya lebih efisien,” terang mahasiswa angkatan 2023 tersebut.

Lebih lanjut, menurut Rafin, proses pembuatan Chozz tergolong sederhana. Bahan-bahannya yang terdiri dari minyak kelapa, ekoenzim, essential oil, dan soda api cukup dicampur menjadi satu dengan takaran tertentu kemudian dicetak hingga mengeras. Meskipun demikian, setelah pembuatan prototype dan tahap uji coba, Chozz terbukti memiliki kelarutan serta kemampuan membersihkan yang baik.

Inovasi tim Chozz ini pun telah berhasil menyabet juara II di ajang Internasional Youthpreneur Competition (IYC) 2024 yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), belum lama ini. Selain membawa inovasi produk yang menarik, tim Chozz ITS juga merancang rencana bisnisnya yang akan dijalankan mulai dari strategi pemasaran hingga perencanaan finansial.

Terakhir, Rafin dan anggota timnya turut mengungkapkan rasa senang dan bangganya karena berhasil menyabet juara di tahun pertama perkuliahannya. Tim Chozz ITS ini berharap inovasi detergen organik yang dikembangkannya dapat menyadarkan masyarakat akan bahaya penggunaan bahan anorganik bagi lingkungan sekitar. “Harapan terbesar kami, semoga produk ini dapat memperbaiki kualitas lingkungan hidup ke depannya,” ungkap Rafin.(rd)