MarmorStuff, Bisnis Furnitur Limbah Marmer untuk Kurangi Pencemaran
Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menginovasikan bisnis furnitur dan home decor yang berbahan limbah marmer.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menginovasikan bisnis furnitur dan home decor yang berbahan limbah marmer. Bisnis yang bernama MarmorStuff ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran akibat limbah marmer dan mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12, yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Ketua Tim MarmorStuff Salsabila Dhita Nurani menuturkan bahwa ide bisnis ini tercetus setelah melihat tumpukan limbah potong marmer dari perajin di daerah asalnya, yaitu Kabupaten Tulungagung.
“Limbah marmer tadi memiliki corak dan warna yang cantik. Sayang bila tidak dimanfaatkan dan dibiarkan mengotori lingkungan begitu saja,” ungkap gadis yang akrab dipanggil Dhita tersebut, Senin (15/1).
Bersama anggota Tim MarmorStuff, yakni Zaky Ahmad Mubaarok, Arvia Khosyi Pratista, Aisyah Nabila Zein, dan Muhammad Muzakky, Dhita mendayagunakan limbah marmer tersebut menjadi produk furnitur dan home decor yang ramah lingkungan. Dalam pengerjaannya, Dhita dan tim menggandeng para perajin marmer lokal di Tulungagung untuk bekerja sama dalam mengembangkan bisnis ini.
Lebih lanjut, Dhita menjelaskan bahwa MarmorStuff menerapkan teknik upcycle dalam proses produksinya. Upcycle merupakan teknik daur ulang limbah tanpa mengubah bentuk aslinya. “Dengan upcycle, kami tidak memerlukan alat khusus dengan biaya tinggi sehingga produknya nanti akan lebih murah dan lebih ramah lingkungan,” terang mahasiswi Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS tersebut.
Menilik ke proses pembuatan, limbah sisa potongan marmer mula-mula diklasifikasi menurut corak dan warnanya. Kemudian dilakukan penataan potongan marmer dalam cetakan, di mana akan dituangkan campuran semen putih, lem, dan bubuk kalsium bangunan. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses pengeringan selama tiga hari sebelum produk diamplas dan diberi lapisan luar.
Luaran produk yang dihasilkan ini bergantung pada cetakan yang digunakan. Sejauh ini, Dhita dan tim telah memproduksi produk furnitur berupa meja dan kursi kafe, serta produk home decor berupa nampan dan tatakan gelas. “Dengan teknik yang sama, kami bisa menghasilkan produk yang bervariasi sesuai dengan permintaan konsumen,” paparnya.
Di tengah persaingan pasar, tim yang dibimbing oleh dosen Departemen Despro ITS MY Alief Samboro itu juga tak kalah unjuk keunggulan produknya melalui pameran nasional dan internasional. “Kami telah berhasil menjual produk kami pada pameran Decorintex 2023 yang berskala nasional dan Iffina (Indonesia Meubel & Design Expo) 2023 untuk yang skala internasional,” ujar Dhita bangga.
Inovasi bisnis ramah lingkungan ini pun telah sukses mengantarkan Dhita dan tim meraih medali perak pada kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36 pada tahun 2023 lalu. Khususnya pada Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) kategori presentasi yang diselenggarakan di Universitas Padjadjaran, akhir November lalu. “Harapannya, usaha ini dapat membantu para perajin marmer dan mengurangi pencemaran akibat limbah sisa marmer di Tulungagung,” harap Dhita.(rd)