MPLS SMKN 5 Surabaya Deklarasi Anti-Perundungan dan Genjot Prestasi

Deklarasi gerakan anti-perundungan digelar dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun 2024, yang diadakan di halaman SMKN 5 Jalan dr Mustofa, Surabaya, Senin (15/7) lalu.

MPLS SMKN 5 Surabaya Deklarasi Anti-Perundungan dan Genjot Prestasi
Para guru dan siswa SMKN 5 saat MPLS tahun 2024.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Deklarasi gerakan anti-perundungan digelar dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun 2024, yang diadakan di halaman SMKN 5 Jalan dr Mustofa, Surabaya, Senin (15/7) lalu. Deklarasi ini juga dilakukan dengan menunjukkan poster anti-perundungan.

MPLS diikuti oleh oleh 356.644 siswa se-Jawa Timur via luring maupun daring. Pembukaan MPLS 2024 di SMKN 5 Surabaya secara langsung dihadiri Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono dan pejabat lainnya.  

Kepala SMKN 5 Surabaya Edy Prayogo mengatakan, pihaknya mencoba membuat gebrakan baru terkait dari program moral antara siswa dan guru. Hal ini guna menciptakan hubungan positif antara siswa dengan guru, siswa dengan orang tua, dan siswa dengan siswa. Selain itu, SMKN 5 akan menggenjot prestasi.

“Sesuai perintah pimpinan tentang MPLS 2024 tanpa ada perundungan, kami juga menggenjot akan peningkatan prestasi guru dan siswa. Kenapa hal itu diprioritaskan?. Kita akui sejak 3 tahun yang lalu prestasi di SMKN 5 masih dikatakan kurang ada peningkatan,” ujar Edy Prayogo yang menjadi kepala SMKN 5 sejak Oktober 2023, Selasa (16/7).

Edy Prayogo membeberkan, prestasi yang masih dikatakan tidak menonjol selama 3 tahun ke belakang, membuat pihaknya harus lebih bekerja keras untuk menciptakan prestasi di tingkat nasional hingga internasional, seperti yang pernah diraih oleh SMKN 5 Surabaya.

“Sejak saya menjabat pada Oktober 2023, sudah terlihat marwah dari SMKN 5, dimana para siswa maupun guru berprestasi di tingkat nasional. Kita akan lanjutkan kembali prestasi di tingkat internasional. Catatan sekolah, kami telah didatangi oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat guna membahas Program JTE,” tambah Edy Prayogo.

Saat ditanya soal bagaimana mendongkrak prestasi siswa bisa kembali meningkat, Edy Prayogo menyinggung tentang fasilitas alat-alat yang digunakan sebagai pendukung pelajaran maupun praktik lapangan.

Telah diketahui SMKN 5 Surabaya merupakan sekolah yang mempunyai usia cukup lama. Beberapa alat sebagai pendukung pendidikan sudah berumur, sehingga pihaknya membutuhkan revitalisasi peralatan.

“Sekolah lama berikut alat-alat lama yang dimiliki telah dilakukan revitalisasi secara bertahap. Kami berterima kasih terhadap Dinas Pendidikan Jatim telah membantu dalam memperbarui peralatan penunjang pendidikan,” tambahnya.

Sedangkan tentang siswa yang tergolong tidak mampu, di tahun ajaran baru 2024, pihak SMKN 5 telah berkomitmen tidak melakukan pengalangan dana sumbangan Komite Sekolah. Nantinya untuk biaya akan dibantu oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Sudah menjadi tradisi kami bahwa akan membantu para siswa dari keluarga kurang mampu. Dalam hal ini tidak meminta bantuan atau sumbangan. Sesuai petujuk dari gubernur Jawa Timur, SMKN 5 dijadikan sekolah percontohan,” tutup Edy Prayogo.(adv/yan/rd)