Pelajari Penurunan Angka Kemiskinan, KWG-DPRD Gresik Belajar Progrqm Rebound di Banyuwangi
"Banyak program yang dilakukan oleh Bupati Banyuwangi mulai Pak Anas hingga Ibu Ipuk dalam penanganan kemiskinan di antara melalui program Reboundnya," ucapnya.
Gresik, HB.net - Komunitas Wartawan Gresik (KWG) bersama unsur pimpinan dan anggota Komisi IV DPRD Gresik melakukan studi banding ke DPRD Banyuwangi soal program penanganan kemiskinan, Jumat (25/2/2022).
Tampak hadir Wakil Ketua DPRD Gresik Nur Saidah dari Fraksi Gerindra, dan Anggota Komisi IV Musa dari Fraksi Nasdem, Plt Sekwan Sutarmo, bersama sejumlah pejabat lain. Rombongan KWG dan DPRD diterima langsung Wakil Ketua DPRD Banyuwangi Michael Edy Harianto dari Fraksi Demokrat, Sri Utani Faktuningsih dari Fraksi Hanura, dan Ketua Fraksi Gerindra H Nauval Badri.
Michael Edy Harianto menyatakan, angka kemiskinan di Banyuwangi terbilang rendah sejak adanya sejumlah terobosan yang dilakukan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, yang kemudian diteruskan oleh istrinya Bupati Ipuk Fiestiandani.
"Banyak program yang dilakukan oleh Bupati Banyuwangi mulai Pak Anas hingga Ibu Ipuk dalam penanganan kemiskinan di antara melalui program Reboundnya," ucapnya.
Ia lantas mencontohkan sektor pariwisata. Bahwa di Banyuwangi banyak objek pariwisata yang dimanfaatkan dan digerakkan pemerintah dengan baik selain untuk mendongkrak ekonomi, juga lapangan pekerjaan, dan penanganan kemiskinan.
Sri Utani Faktuningsih menyatakan, selain menggerakkan sektor pariwisata untuk menurunkan angka kemiskinan, Pemkab Banyuwangi juga telah melakukan sejumlah program. Di antaranya, melaui bedah rumah warga tak mampu, rantang kasih dengan memberikan bantuan makanan kepada warga miskin yang tak bisa bekerja, dan menggalakkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Jadi, Bu Ipuk, Bupati Banyuwangi saat ini sangat energik. Intens turun ke masyarakat untuk mendorong, memotivasi para pelaku UMKM untuk terus menggerakkan usahanya, agar bisa berkembang sehingga bisa berdampak pada lapangan pekerjaan dan penghasilan masyarakat sekitar," katanya.
Nur Saidah menyatakan, dalam penanganan angka kemiskinan harus ada sinergi, antara Bupati, DPRD, wartawan dan semua elemen masyarakat.
"Studi banding dengan KWG ke Banyuwangi ini bagian upaya menggerakkan semua sektor perekonomian untuk menekan angka kemiskinan di Gresik yang saat ini masih tunggi, jauh di atas Banyuwangi," katanya.
Nur Saidah menyatakan, di Kabupaten Gresik banyak sektor ekonomi yang bisa digerakkan untuk menekan angka kemiskinan. Untuk itu, dari hasil studi banding ke Banyuwangi ini akan disinergikan dengan Pemkab Gresik. Untuk yang bisa diadopsi bisa diterapkan di Gresik.
Sementara itu, Ketua Komunitas Wartawan Gresik (KWG), M.Syuhud Almanfaluty menyatakan, bahwa kedatangan ke Banyuwangi untuk belajar penanganan kemiskinan. Sebab, angka kemiskinan di Banyuwangi setiap tahun sebelum terjadi pandemi Covid-19 mengalami penurunan sangat signifikan.
"Angka kemiskinan di Banyuwangi hingga tahun 2021 ini hanya 5,42 persen. Sementara di Kabupaten Gresik pada tahun sama angka kemiskinan jauh lebih tinggi dari Banyuwangi 12,42 persen," ucap Syuhud Almanfaluty.
Syuhud berharap bahwa apa yang didapatkan dari hasil studi banding di Banyuwangi bisa diadopsi dan diterapkan. "Diharapkan, Pemkab Gresik bisa adopsi untuk menurunkan angka kemiskinan yang masih tinggi," tutupnya. (hud/ns)