Pembangunan Pasar Induk Among Tani Kota Batu Dimulai, Walikota Batu: Targetnya Jadi Pasar Wisata
Walikota Batu Hj Dewanti Rumpoko dalam sambutannya mengungkapkan, pembangunan pasar induk Among Tani Kota Batu ini merupakan momen yang sangat berharga dan bersejarah bagi warga Kota Batu.
Kota Batu, HB.net - Walikota Batu Hj Dewanti Rumpoko didampingi Wakil Walikota Batu, Ir. Punjul Santoso, pimpinan DPRD Kota Batu dan Forkopimda menyaksikan pemasangan tiang pancang pembangunan Pasar Induk Kota Batu yang diberi nama “Among Tani”, Rabu (9/2).
Walikota Batu Hj Dewanti Rumpoko dalam sambutannya mengungkapkan, pembangunan pasar induk Among Tani Kota Batu ini merupakan momen yang sangat berharga dan bersejarah bagi warga Kota Batu. Warga Batu sudah 10 tahun lebih menginginkan pasar yang layak yang bisa membuat warga Kota Batu pergi ke pasar dengan perasaan nyaman dan ekonomi bisa berjalan dengan baik untuk mensejahterakan masyarakat.
“Terima kasih kepada warga yang telah mendukung dan mendoakan, juga kepada kepada Disperindag dan timnya yang telah melakukan banyak proses demi terlaksananya pembangunan pasar induk ini sehingga semua berjalan dengan baik. Demikian juga kepada tim Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman yang sangat luar biasa telah menjalankan proses menyelesaikan DED yang penuh dinamika,” ujar Dewanti.
Ditanya tentang pengelolaan Pasar Induk Among Tani Kota Batu ke depan, orang nomor satu di Pemkot Batu ini mengatakan bahwa hal itu nantinya akan dibahas oleh Dikoperindag, apakah nanti berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau Perusahaan Daerah (PD).
Dewanti juga menyebutkan, bahwa dengan adanya zona pedagang makanan di lantai 3 nanti, maka akan bisa memecah keramaian yang ada di alun-alun Kota Batu. Hal ini juga akan berdampak pada jam operasional berdagang.
“Target akhir memang jadi pasar wisata atau menjadi destinasi baru di Batu. Namun yang jelas pasar ini tetap menjadi pasar tradisional dengan kondisi bangunan yang lebih baik,” turunya.
Diungkapkan, anggaran yang digunakan untuk pembangunan pasar induk ini sebesar Rp 200 miliar. Namun, berdasarkan hasil lelang, anggarannya menyusut menjadi Rp 151 miliar atau ada efisiensi anggaran sebesar Rp 49 miliar.
Wali Kota Batu, Wakil Wali Kota Batu dan jajaran Forkopimda Kota Batu menyaksikan pemasangan tiang pancang pembangunan Pasar Induk Among Tani Kota Batu.
Tentang penggunaan nama Among Tani untuk pasar induk Kota Batu, Dewanti menyebut bahwa hal itu berdasarkan masukan dari para kepala desa. Selain itu, nama ini juga menjadi gambaran bahwa 70 persen profesi warga Kota Batu adalah petani. Ke depannya, pasar induk ini akan terkoneksi dengan pasar sayur yang berlokasi di dekatnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemkot Batu, Bangun Yulianto dalam laporannya menyampaikan, latar belakang dibangunnya pasar induk Kota Batu karena kondisinya memang kurang layak. Selain itu, ini sesuai visi dan misi Walikota Batu dan Wakil Walikota Batu yang salah satunya menitikberatkan pada sektor pertanian dan perdagangan yang diwujudkan dalam bentuk revitalisasi Pasar Besar Kota Batu.
“Dasar pelaksanaan proyek pembangunan pasar ini yakni Perpres nomor 80 tahun 2019 tenang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gresik, Mojokerto, Surabaya, Lamongan, Sidoarjo dan kawasan Bromo, Tengger, Semeru (BTS) dan selingkar Wilis dan lintas selatan. Kota Batu merupakan kawasan Bromo Tengger Semeru,”terang Bangun.
Pelaksanaan proyek ini didasarkan pada perjanjian kontrak kerja pembangunan pasar induk Kota Batu, sebagaimana hasil pelaksanaan tender oleh pokja kementrian PUPR yang dilaksanakan tahun 2021. Pemenang tendernya yakni PT Sasmito dari Surabaya dengan nilai kontrak Rp 151,6 miliar dengan masa pengerjaan selama 16 bulan.
Wali Kota foto bersama dengan tokoh masyakat dan perwakilan pedagang pasar Induk Among Tani yang diharapkan kelak menjadi destinasi baru wista Kota Batu.
Secara teknis, proyek pembangunan pasar ini berada di atas lahan seluas 44.525 m2 dengan luas bangunan 33.136 m2. Terbagi atas lantai 1 seluas 14.327 m2 untuk zona basah, lantai 2 seluas 12.915 m2 untuk zona kering dan lantai 3 seluas 5.893 m2 untuk pedagangan makanan atau kuliner. Konsep bangunan merujuk pada Peraturan Menteri PURP nomor 2 tahun 2015 tentang bangunan gedung hijau mengutamakan efisiensi air, listrik, dan ramah lingkungan.
“Proses pembangunan akan diawasi dan diarahkan oleh konsultan manajemen konstruksi yakni PT Bina Karya Konsultan dan didukung tim teknis balai pemukiman wilayah Jatim, tim teknik dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Batu serta dari Dikoperindag,” terang Bangun.
Sementara itu, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR yang diwakili Dirjen Prasarana Strategis Kementerian PUPR, Ir. Esi Asiyah, MT berharap kelak pasar ini menjadi pasar yang modern namun arsitekturnya tetap memperhatikan kearifan lokal. Ia juga menyebut bahwa perlu melibatkan pihak-pihak yang professional dalam pengelolaan pasar ini ke depan.(asa/ns)