Pembentukan Desa Tangguh Bencana Jatim, Tiga Anggota Komisi E Pantau Langsung
Selain itu, pembentukan Destana kali ini juga ditandai dengan penanaman bibit pohon Mangga dan Srikaya di area Balai Desa Selok Anyar oleh ketiga anggota Komisi E DPRD Jatim.
Lumajang, HB.net - Sebagai upaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana, tahun ini BPBD Jatim kembali membentuk Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana). Setelah Senin (1/2/2021), Pembentukan Destana di Kota Probolinggo, Selasa (2/2/2021), kegiatan serupa berlanjut di Desa Selok Anyar, Pasirian, Lumajang. Istimewanya, pembentukan Destana kali ini dihadiri tiga anggota DPRD Jatim, yakni, Wakil Ketua Komisi E, Ir H. Artono MM, dan dua anggota Komisi E, Hari Putri Lestari dan Hj Umi Zahro.
Turut mendampingi, Plt Kalaksa BPBD Jatim yang diwakili Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto, Kalaksa BPBD Kab. Lumajang Indra Wibowo Leksana, Camat Pasirian Trikondo Cahjono, dan Kades Selok Anyar, Nur Hasim.
Usai seremoni pembukaan Wakil Ketua Komisi E Artono, pembentukan Destana lalu ditandai dengan penyerahan simbolis bantuan masker oleh anggota Komisi E, Hj Umi Zahro dan penyerahan bibit pohon oleh Hari Putri Lestari kepada Kades Nur Hasyim.
Selain itu, pembentukan Destana kali ini juga ditandai dengan penanaman bibit pohon Mangga dan Srikaya di area Balai Desa Selok Anyar oleh ketiga anggota Komisi E DPRD Jatim. Pembentukan Destana di desa dengan potensi bencana tsunami ini juga disemarakkan dengan hadirnya Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) di balai desa setempat.
Dalam sambutannya, Artono mengapresiasi langkah pembentukan Destana yang dilakukan BPBD Jatim di sejumlah desa/kelurahan. Upaya mengedukasi masyarakat tentang kesiapsigaan bencana itu dinilai sangat tepat mengingat Jawa Timur memiliki kerentanan bencana yang tinggi.
Apresiasi yang sama juga disampaikan dua anggota Komisi E lainnya, Hari Putri Lestari, politisi PDIP dan Umi Zahro, politisi PKB. Keduanya bahkan setuju mengusulkan tambahan jumlah Mosipena yang dikelola BPBD Jatim.
"Untuk 38 kabupaten/kota yang semuanya memiliki kerentanan bencana, jumlah satu unit Mosipena tentu masih kurang. Idealnya, setiap daerah memiliki satu Mosipena. Hanya tentu, prosesnya harus bertahap,"ujar Hari Putri Lestari.
Sementara, Gatot Soebroto dalam sambutannya menyampaikan bahwa Jawa Timur ini merupakan etalase bencana di tanah air. Sebab, semua jenis bencana di Indonesia juga berpotensi terjadi di Jatim. Termasuk, bencana likuefaksi (tanah bergerak) yang pernah terjadi di Palu, beberapa tahun lalu.
Terkait pembentukan Destana, Gatot menjelaskan, jika tahun ini BPBD Jatim akan membentuk 40 Destana. Dengan tambahan ini, jumlah total Destana di Jatim akan berjumlah 702 desa/kelurahan.
"Tapi angka itu masih jauh dari jumlah desa rawan bencana di Jatim yang jumlahnya sekitar 2.742 desa/kelurahan," terangnya.
Selain di Lumajang, pembentukan Destana juga dilangsungkan di tiga lokasi lain, yakni, Kelurahan Kepel Kec. Bugul Kidul Kota Pasuruan, Desa Kedungpanji Lembeyan, Magetan dan Desa Banjarjo, KebonagungPacitan.
Khusus di Kota Pasuruan, pembentukan Destana juga dihadiri anggota Komisi E DPRD Jatim, Hasan Irsyad, dengan didampingi Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim, Andika N. Sudigda. (*/ns)