Pemkot Surabaya Bekali Kesehatan Mental Remaja bagi Orang Tua

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersinergi bersama UNICEF dan Plato Foundation memberikan pembekalan bagi orang tua dan pendamping disabilitas, di Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden Semolowaru, Jumat (8/11).

Pemkot Surabaya Bekali Kesehatan Mental Remaja bagi Orang Tua
Pembekalan bagi orang tua dan pendamping disabilitas diadakan di Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden Semolowaru.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersinergi bersama UNICEF dan Plato Foundation memberikan pembekalan bagi orang tua dan pendamping disabilitas, di Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden Semolowaru, Jumat (8/11). Pembekalan tersebut mengangkat tema Helping Adolescent Thrive Initiative. Yakni meningkatkan dan melindungi kesehatan mental remaja bagi orang tua dan pengasuh RAP.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin mengatakan, UNICEF dan Plato Foundation merupakan jejaring Pemkot Surabaya yang peduli terhadap anak-anak disabilitas, maupun keluarga anak disabilitas di Kota Surabaya. Salah satunya adalah memberikan pembekalan terkait kesehatan mental remaja disabilitas.

“Karena orang tua dan pendamping membutuhkan kesabaran, kami memfasilitasi dan memberikan layanan pembelajaran ini. Sebab, mereka adalah orang tua beruntung, diberikan kesempatan memiliki anak-anak istimewa,” kata Anna.

Ia membeberkan, penguatan terhadap orang tua yang memiliki anak disabilitas rutin digelar oleh Pemkot Surabaya. Dinsos Surabaya pun telah memetakan kebutuhan di tiap RAP, tidak hanya untuk anak-anak saja, tetapi juga bagi orang tua maupun pendampingnya. Bahkan, setiap kegiatan di masing-masing RAP sudah terjadwal.

“Kita berbagi peran dengan jejaring. Contoh Pemkot Surabaya memfasilitasi sarana dan prasarana di RAP. Kemudian, kami berjejaring dengan yang lain untuk penguatan pada orang tuanya,” bebernya.

Menurutnya, hal ini selaras dengan keinginan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelum masa cuti. Bahwa seluruh anak-anak di Surabaya harus mendapatkan layanan dan fasilitas pendidikan yang sama.

Ke depan, Anna melanjutkan, Dinsos Surabaya akan mencari peluang terkait lokasi atau titik lainnya. Seperti di tingkat kecamatan yang bisa digunakan untuk fasilitas seperti RAP. Dinsos Surabaya juga akan menggandeng berbagai pihak untuk mendukung pelaksanaan pelayanan tersebut.  “Sehingga tidak semua harus dibiayai oleh APBD, bisa bersinergi dengan luar untuk membuat RAP yang tidak berbayar,” lanjutnya.

Dengan semakin dekatnya layanan RAP maka akan mempermudah masyarakat mengakses layanan tersebut. Sebab, RAP memiliki dampak positif untuk melatih kemandirian, keberanian, dan pengembangan bakat anak-anak disabilitas di Kota Surabaya. Terbukti, banyak orang tua yang mengantri mendaftarkan anaknya di RAP.

“Mungkin nanti ada layanan yang paling dibutuhkan setiap kecamatan karena pasti berbeda-beda. Kita lihat data itu, misal terapi di kecamatan, musik dan lainnya tetap di empat RAP. Banyak pola, antusias orang tua sangat bagus karena dulu belum ada,” jelasnya.

Tak hanya itu saja, Pemkot Surabaya juga menerima bantuan dari Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta Sentra Kementerian Sosial (Kemensos)  berupa peralatan olahraga floorball bagi anak-anak di RAP Dukuh Menanggal.

Peralatan floorball bisa digunakan oleh anak usia 6-18 tahun. Latihannya dilaksanakan setiap Jumat, pukul 13.00-15.00 WIB. Meski hanya berdurasi dua jam, namun kegiatan itu berfungsi untuk melatih motorik kasar, fokus, dan reflek kaki maupun tangan pada anak.

“Jadi kebetulan berdekatan dengan Hari Pahlawan, dengan semangat Pahlawan ini, kita memberikan semangat, serta kesempatan untuk anak-anak istimewa di Kota Surabaya,” pungkasnya. (ari/rd)