Pengusaha Jadi Orang Tua Asuh

Pemkot Surabaya menyambut baik dukungan dari para pelaku usaha dalam Program 1 Keluarga 1 Sarjana.

Pengusaha Jadi Orang Tua Asuh
Acara silaturahmi wali kota bersama para pengusaha yang tergabung dalam YBP, Perpit Jatim, dan PMTS.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Pemkot Surabaya menyambut baik dukungan dari para pelaku usaha dalam Program 1 Keluarga 1 Sarjana. Dukungan itu diwujudkan oleh para pengusaha dengan menjadi orang tua asuh bagi anak-anak dari keluarga penerima manfaat (KPM) program tersebut.

Dukungan tersebut terungkap dalam acara silaturahmi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama para pengusaha yang tergabung dalam Yayasan Bhakti Persatuan (YBM), Perkumpulan Pengusaha Indonesia Tionghoa (Perpit) Jatim, dan Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS), Rabu (31/7) malam.

Wali kota menyampaikan terima kasih kepada para pengusaha yang telah memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak Surabaya. Baginya, pemerintah kota tidak akan bisa bekerja sendiri dalam mensejahterakan warga tanpa dukungan dan bantuan dari seluruh stakeholder.

"Masyarakat Surabaya menjadi lebih sejahtera bukan karena wali kotanya, tapi karena terciptanya kolaborasi yang bagus di antara seluruh elemen masyarakat, termasuk para pengusaha. Saya mengucapkan kasih yang sebesar-besarnya," kata Eri.

Ia juga menyatakan bahwa kekuatan Surabaya bukan ada di pemerintah kota. Tetapi kekuatan itu ada karena dukungan dan keterlibatan dari semua pihak, termasuk para pengusaha Tionghoa Surabaya. "Saya matur nuwun sanget (terima kasih banyak) kepada panjenengan (anda) semuanya. Pastikanlah bahwa Surabaya itu tidak akan pernah ada artinya apa-apa tanpa njenengan (Anda) semua menjadi bagian dari Kota Surabaya," tuturnya.

Dalam Program 1 Keluarga 1 Sarjana, Pemkot Surabaya menyiapkan kuota untuk 200 anak yang berasal dari keluarga miskin. Penerima program ini akan mengenyam pendidikan vokasi D3 selama tiga tahun dengan enam semester sampai lulus dan bekerja.

Selama mengenyam pendidikan, anak-anak itu akan tinggal di asrama yang disiapkan Pemkot Surabaya. Nah, selama tiga tahun tersebut, setiap anak dibutuhkan biaya sekitar Rp 52,5 juta. Biaya itu akan digunakan untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama enam semester, uang kebutuhan kuliah, hingga uang saku per bulan. Para pengusaha akan turut bergotong menjadi orang tua asuh bagi para mahasiswa tersebut.

Di kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pembina Yayasan Bhakti Persatuan (YBP) Alim Markus menilai, bahwa selama ini kepemimpinan Eri sangat pro rakyat, probisnis dan pro-pembangunan. Bahkan, meski baru menjabat tiga tahun, kerja keras Eri Cahyadi sudah terlihat nyata.

"Tiga tahun ini luar biasa hasil kerjanya seperti 5 tahun. Selokan (saluran), got-got itu tidak akan banjir di Surabaya karena sudah diperlebar. Juga untuk jalan sepeda dan pejalan kaki. Belum lagi taman-tamannya yang indah, tentunya tidak itu saja, juga keamanan Surabaya," kata Alim Markus.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Ketua Umum Yayasan Bhakti Persatuan (YBP), Hermawan Santoso. Ia menilai bahwa Eri telah membawa Surabaya menjadi kota yang lebih maju, bersih dan kondusif.

"Sekarang lagi memperbaiki saluran juga di kawasan Mayjen Sungkono. Memang ada kendala macet sementara tapi nanti ke depannya pasti lancar. Semua itu pasti ada dampaknya. Tapi ke depan pasti akan jauh lebih baik, jadi kita berpikirnya manfaat jangka panjang, jangan berpikirnya sekarang," kata Hermawan.

Selain acara silaturahmi, di waktu yang sama, Yayasan Bhakti Persatuan, Perpit dan PMTS, juga menyerahkan bantuan berupa dua unit kendaraan motor Viar untuk UMKM Kota Surabaya. Bantuan tersebut secara simbolis diterima langsung oleh wali kota.(ari/rd)