Penjualan Hewan Kurban Selama Pandemi Merosot

Penjualan hewan kurban di masa pandemi Covid-19 menurun drastis. Hal itu dirasakan para pedagang hewan kurban di Desa Prasung, Jalan Veteran, Lingkar Timur, Buduran.

Penjualan Hewan Kurban Selama Pandemi Merosot
Penjual hewan kurban di daerah Desa Prasung, Buduran.

Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Penjualan hewan kurban di masa pandemi Covid-19 menurun drastis. Hal itu dirasakan para pedagang hewan kurban di Desa Prasung, Jalan Veteran, Lingkar Timur, Buduran.

Salah satunya adalah Ahmad, penjual sapi kurban. Ia mengeluhkan sepinya pembeli. Hampir 10 hari ini ia berjualan. "Sampai saat ini masih laku 15 ekor saja. Padahal tahun lalu, sepuluh hari menjelang Hari Raya Idul Adha bisa laku hampir seratus ekor," ucap Ahmad, Rabu (22/7).

Ia menjual sapi kurban dengan rentang harga mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 25 juta. Menurutnya, tidak ada kenaikan harga sapi dibanding tahun lalu.

Ahmad mengatakan, tidak berani mendatangkan sapi kurban terlalu banyak. "Keadaan ekonomi sedang buruk. Banyak orang tidak mempunyai uang. Bila tidak laku semuanya, sapi-sapi ini akan saya jual ke Jakarta," terangnya.

Sepinya penjualan hewan kurban juga dirasakan Sholikin (52) warga Desa Prasung. Sudah sembilan tahun ini dia berjualan kambing kurban di Lingkar Timur. "Sekarang masih laku 12 ekor. Tahun lalu menjelang Idul Kurban seperti ini bisa laku 80 ekor," keluhnya.

Sholikin  menjual kambing kurban berjenis gibas dan kacangan atau kambing lokal yang didatangkan dari Malang. "Ada kenaikan harga sekitar Rp 150 ribu per ekor dibanding tahun lalu," kata Solikhin.

 Ia menjual hewan kambing kurban mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 5 juta. Tergantung jenis dan ukuran. "Bila tidak laku ya saya pelihara sendiri, diperanakkan dan dijual tahun berikutnya," terang Sholikin.

Sholikin mengatakan, setiap kambing kurban yang terjual, ia memperoleh keuntungan sekitar Rp 250 ribu.(cat/rd)