Penjualan Listrik PLN Jatim Tumbuh 4,8 Persen
PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mencatat kinerja positif dengan pertumbuhan tenaga listrik sebesar 4,83 persen dibanding April tahun sebelumnya.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mencatat kinerja positif dengan pertumbuhan tenaga listrik sebesar 4,83 persen dibanding April tahun sebelumnya. Sementara untuk penjualan tenaga listrik secara kumulatif bulan April mencapai 13, 193 GWh.
"Tercatat hingga April 2023, 13 juta lebih masyarakat Jawa Timur disuplai penuh oleh listrik PLN dengan total daya 24.087 MVA. Sektor yang terus mengalami pertumbuhan secara year of year (yoy) ialah bisnis sebesar 1,97 persen, sosial sebesar 2,24 persen, dan rumah tangga sebesar 0,68 persen," terang General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Lasiran.
Ia menambahkan, jumlah ini masih jauh jika dibandingkan pencapaian akhir tahun 2022 sebesar 40,5 GWh. Untuk meningkatkan penjualan PLN melakukan berbagai upaya intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi melalui program tambah daya, migrasi pelanggan menggunakan layanan prioritas, mendorong penggunaan mobil, dan motor listrik serta electrifying lifestyle.
"Untuk program tambah daya selama bulan Ramadan kemarin cukup diminati masyarakat. Terbukti tarif sosial mengalami pertumbuhan. Kami juga akan melakukan ekstensifikasi melalui akuisisi captive power, dedieselisasi, pasang baru dengan layanan ekstra daya dan lainnya," imbuh Lasiran.
Di sisi lain, PLN kian serius menggarap infrastruktur kelistrikan memfasilitasi pertumbuhan iklim kendaraan listrik. Pada tahun 2023, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur menargetkan penambahan hingga 14 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan mengintesifkan pemasaran homecharging.
"Tercatat dari Januari hingga April penjualan tenaga listrik untuk homecharging mencapai 401.268 kWh dari 135 pelanggan yang menggunakan homecharging. Sementara untuk SPKLU, sebanyak 48.387 kWh telah terjual," jelas Lasiran.
Menceritakan pengalaman positifnya menggunakan homecharging, Yayi Demanto mengatakan perbulannya bisa menghemat berkali lipat. Saat pertama mengajukan prosesnya mudah cepat daya 7.700 VA dan tarif per kWh juga murah sekitar Rp 1.600-an.
“Waktu pengisian sama dengan di SPKLU, tapi lebih nyaman karena di rumah. Jika dibanding dengan mobil menggunakan BBM, tentunya mobil listrik adalah pilihan yang tepat dari sisi efisiensi hingga kepraktisan lainnya," ungkap Yayi. (mid/rd)