Penjualan Moil Bekas Mulai Merangkak Naik
Tahun ini, sepertinya pelaku bisnis sedikit bisa tersenyum lega usai Covid-19 menggulung perekonomian di seluruh dunia dan berimbas pada semua bidang.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Tahun ini, sepertinya pelaku bisnis sedikit bisa tersenyum lega usai Covid-19 menggulung perekonomian di seluruh dunia dan berimbas pada semua bidang.
Termasuk bidang otomotif. Pada 2021 ekonomi sudah mulai berangsur membaik. Hal ini juga dirasakan Owner SS Mobil 21 Sugeng Sumarso. Mobil bekas (mobkas) mengalami mulai merangkak naik.
"Tahun kemarin ada kenaikan 20 persen dibanding 2020 saat tahun pertama pandemi. Sekarang sudah mulai terbiasa masyarakat dengan new normal ini jadi harapan saya tahun ini bisa naik lagi 10 persen penjualan kami," ucapnya, Kamis (20/1).
Sugeng berharap tahun ini meningkat 30 persen dibandingkan tahun lalu. Harapan tersebut timbul karena banyak faktor, salah satunya memang karena kindisi pasar sudah kondusif, selain itu harga mobil baru selangit. "Jadi kalau mobil baru harganya mahal, imbasnya ke kita. Mereka jadi memilih mobil bekas," kata dia.
Sugeng mengakui jika saat ini banyak masyarakat yang memilih pembelian cash. Hampir 80 persen jika dibandingkan dengan pembelian kredit. Karena pembelian kredit sendiri saat ini sedikit ketat. Seperti terkait down payment (DP) dan lainnya. Leasing juga selektif. Tentunya karena kondisi perekonomian masih nelum stabil.
"Kalau ditanya kendaraan apa yang paling banyak peminatnya, tentunya kendaraan 7 seat atau mobil keluarga. Baru urutan kedua adalah pick-up. Produknya Tata Motor juga ada di kita yang pick-up. Kontribusinya urutan pertama, karena kita juga ada bengkel dan suku cadang juga," ungkapnya.
Saat ini, total unit yang ada di SS Mobil 21 ratusan unit. Di Golden City Mall ada 50an unit. Sementara di cabang Maspion Squere ada 20-an unit. Sedangkan di cabang Kletek ada 30-an unit. "Masing-masing lokasi memiliki segmen pasar sendiri yang berbeda-beda," pungkasnya. (diy/rd)