Perajin Kayu Gaharu Ini Merambah Keluarga Kerajaan Arab Saudi

Bila dilihat sekilas, gelang dan tasbih kayu buatan Aulia Bagus Ar Rahmaan (28), sama seperti gelang dan tasbih lainnya.

Perajin Kayu Gaharu Ini Merambah Keluarga Kerajaan Arab Saudi
Aulia Bagus Ar Rahmaan dengan kayu Gaharu hasil kerajinannya.

Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Bila dilihat sekilas, gelang dan tasbih kayu buatan Aulia Bagus Ar Rahmaan (28), sama seperti gelang dan tasbih lainnya. Keistimewaan muncul saat kita tahu, dari jenis kayu apa yang digunakannya. Ya, Bagus memilih kayu pohon Gaharu. Pohon termahal di dunia yang juga dipercaya berasal dari surga.

Tak heran gelang dan tasbih buatan warga Legundi, Gresik ini berharga sangat tinggi. Bertempat di bengkel kerjanya di Desa Entalsewu, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, alumnus  Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tahun 2016 ini menerangkan, untuk gelang, ia mematok harga mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 60 juta. Tasbih, ia banderol mulai dari Rp 750 sampai dengan Rp 40 juta. Sedangkan untuk bakaran wewangian, ia jual dengan harga Rp 60 juta per kilogram.

“Tergantung usia kayunya. Semakin tua semakin mahal. Warna kayu yang kehitaman, menunjukkan usia kayu yang semakin tua. Bisa berusia ratusan tahun. Harga kayu dari pohon Gaharu ini memang mahal, karena sangat langka. Selain itu, kayu pohon Gaharu disebut dalam hadis sebagai kesukaan Kanjeng  Nabi Muhammad,” cetusnya, Minggu (11/7).

Pasokan kayu tersebut Ia dapat dari Merauke Papua dan Kalimantan. Bagus telah mengekspor gelang dan tasbih ke puluhan negara di semua benua.  Untuk pasar luar negeri, Ia menggunakan brand agarwoodstore.com. Sedangkan untuk pasar dalam negeri menggunakan brand aromasurga.id.

“Untuk berbagai kalangan, memakai gelang dari kayu surga ini  dipercaya bisa meningkatkan kesehatan, menambah spiritual, keberuntungan, untuk mewangian dan pengobatan,” terangnya.

Menurutnya, selain latar belakang sejarahnya, kayu Gaharu memang istimewa karena mengeluarkan aroma wangi, karena kayu ini berminyak. “Di pasaran memang ada gelang dan tasbih kayu yang wangi. Namun jangan salah, serat Gaharu berbeda. Harum wanginya juga berbeda. Kalau dilihat dengan kaca pembesar, pori-pori Gaharu lebih terlihat ketimbang kayu yang lain,” jelasnya.

 

Sebelum adanya pandemi, Bagus membukukan omzet penjualan mulai Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar per bulannya. Bahkan, keluarga Kerajaan Arab Saudi pernah memesan langsung kepadanya, kayu Gaharu ‘mentahan’ untuk bakaran senilai Rp 500 juta.

Namun datangnya pandemi membuat omzet usaha yang telah dimulainya sebelas tahun silam ini turun drastis. Nilainya lebih dari 40 persen. Namun Bagus tidak menyerah dan menganggap situasi ini sebagai sebuah tantangan. Ia lalu mengambil langkah jitu.

Caranya dengan membuat variasi produk. Selain membentuk gelang dan tasbih, kini Bagus juga membuat kayu Gaharu menjadi aneka produk. Seperti  kalung, powder, bakaran, patung, liontin, dupa serta minyak.

“Pakailah tasbih dan gelang dari kayu Gaharu. Dan rasakan wewangian surga,” imbuhnya sambil tersenyum.(cat/rd)