Perbankan dan Manufaktur akan Alami Gravitasi Data Terbesar
Digital Realty, penyedia layanan global untuk solusi data center, colocation dan interkoneksi yang bersifat cloud-and-carrier-neutral, telah menerbitkan Data Gravity Index DGx™ versi 1.5.
Jakarta, HARIAN BANGSA.net - Digital Realty, penyedia layanan global untuk solusi data center, colocation dan interkoneksi yang bersifat cloud-and-carrier-neutral, telah menerbitkan Data Gravity Index DGx™ versi 1.5. Hal ini memperluas cakupan penelitian ini dari 21 kota metropolitan pada versi 1.0, menjadi 53 kota metropolitan di seluruh dunia. Dan mengukur intensitas dan daya gravitasi pertumbuhan data enterprise di 23 industri global yang berbeda.
“Ketika dunia bisnis mengalami fase transformasi digital yang sangat cepat, memahami dampak intensitas gravitasi data (data gravity) akan menjadi kebutuhan fundamental bagi berbagai perusahaan dan penyedia layanan untuk meraih berbagai peluang dari pemanfaatan data (data-driven),” kata SVP, Platform, Growth and Marketing, Digital Realty Tony Bishop, dalam keterangan resminya kepada media, Rabu (13/1).
Gravitasi data adalah penghambat pertumbuhan bisnis di berbagai industri di seluruh dunia. Data Gravity Index DGx 1.5 mengeksplorasi dampak gravitasi data di lebih banyak kota metropolitan dan industri-industri penting.
“Kami mendesainnya untuk membantu berbagai perusahaan mengembangkan arsitektur yang data-centric ketika mereka berjuang menghadapi berbagai tantangan transformasi digital,”tambah Tony.
Industri yang diperkirakan bakal mengalami intensitas gravitasi data terbesar adalah perbankan dan jasa keuangan, manufaktur, dan asuransi. Semua industri ini diperkirakan akan mengalami akselerasi pertumbuhan yang sangat cepat dalam transformasi digital, interaksi berbasis digital, dan volume pertukaran data secara global.
Menurut laporan itu, Jakarta diperkirakan bakal mengalami pertumbuhan intensitas gravitasi data tercepat, diikuti oleh Singapura, Roma, Hong Kong, Melbourne, dan Atlanta.
Sementara itu, kota-kota metropolitan yang menjadi markas perusahaan-perusahaan perbankan dan jasa keuangan dalam jajaran Forbes Global 2000. Seperti London, New York, Tokyo, Paris, Hong Kong, Amsterdam, Beijing, Silicon Valley, Frankfurt, Toronto, Singapura, Washington, DC, Charlotte, Sydney, Milan, dan Seoul, akan mengalami pertumbuhan volume pertukaran data enterprise yang signifikan, mengingat posisi mereka sebagai pusat-pusat finansial.
VP of Growth, Head of Insights & Analytics, Digital Realty, Dave McCrory mengatakan, gravitasi data terus mengalami akselerasi tanpa henti, dan begitu pula urgensi untuk mengatasinya.
"Kami memperluas jangkauan temuan Data Gravity Index dengan menyertakan analisis dari 23 industri dan 32 kota metropolitan tambahan. Tujuannya agar menghasilkan berbagai insight untuk membantu para pemimpin bisnis dalam membuat keputusan strategis mengenai lokasi yang akan dipilih untuk menempatkan data mereka,"tukasnya.(rd)