Peringati Hari Santri, Gubernur Khofifah Dorong Santri Jadi Penggerak Ekonomi
Khofifah berharap, momentum Hari Santri ini diharapkan bisa menggugah semangat kewirausahaan itu.
Surabaya, HB.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak segenap elemen masyarakat untuk menjadikan Peringatan Hari Santri Tahun 2021 sebagai momentum untuk menguatkan kemandirian ekonomi pada pribadi santri, pesantren dan alumni. Caranya melalui pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship).
“Membela tanah air bisa diwujudkan dengan menguatkan kemandirian ekonomi pada pribadi santri, pesantren dan alumninya. Karena itu, jiwa entrepreneurship harus ditanamkan dan dipraktekkan. Santri harus bisa menjadi bagian dari penguatan ekonomi Indonesia. Santri harus mampu menjadi motor penggerak roda perekonomian bangsa, bahkan dunia. Itu juga makna Nahdlottujjar. Bangkitnya para wirausaha,” kata Gubernur Khofifah saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Santri 2021 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (22/10).
Khofifah berharap, momentum Hari Santri ini diharapkan bisa menggugah semangat kewirausahaan itu. Santri harus bisa menjadi pioneer dalam mewarnai pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar dunia.
“Potensi yang dimiliki Indonesia sudah sepatutnya dapat menjadi kekuatan santri, pesantren dan alumni pesantren serta kekuatan pelaku ekonomi lainnya. Mari kita kerja keras, kolaboratif dan terukur agar Indonesia bukan lagi negara pengimpor halal food terbesar di dunia, tapi berubah menjadi negara pengekspor produk halal food,” kata Gubernur.
Hal ini dikarenakan sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar dunia, Indonesia belum optimal sebagai produsen halal food. Dimana salah satu negara yang menjadi produsen makanan halal atau halal food terbesar di dunia adalah Brazil, disusul Australia. Sedangkan Indonesia merupakan pasar potensial bagi mereka.
“Idealnya, fenomena ini bisa berbalik. Produk halal food sangat mudah ditemui di Indonesia. Hampir semua produk makanan dari UKM dan UMKM di Indonesia tergolong halal food. Itu potensi yang luar biasa. Sayangnya, potensi itu belum dioptimalkan, sehingga Indonesia masih menjadi objek pasar,” katanya.
Hal ini, lanjutnya, selaras dengan pernyataan Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin yakni Indonesia sudah saatnya membangun dan memperkuat industri produk halal. Harapan itu mulai direalisasikan secara perlahan. Salah satunya melalui kawasan industri halal yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur.
Iklim yang mendorong terwujudnya industri halal di Jawa Timur memang mulai terbentuk. Selain kawasan industri halal, berbagai elemen menggelar event yang mendorong produk UKM dan UMKM mengoptimalkan perannya. Seperti Festival Ekonomi Syarian (FESyar) yang baru saja berlangsung awal bulan ini. Lalu, penyediaan rumah kuratif oleh Bank Indonesia dan Pondok Kuratif oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur.
Perangkat lain yang menjadi pendukung UKM dan UMKM merambah pasar internasional adalah Export Centre. UKM dan UMKM yang memproduksi halal food bisa menyerap informasi melalui Export Centre tersebut. Selain itu, Pelaku UKM dan UMKM khususnya yang dikelola santri dan pesantren juga harus menyiapkan standart kualitas melalui sertifikasi.
“Sepintas tahapan yang harus dilalui terlihat berat. Tapi, tahapan itu merupakan proses yang harus dilewati seorang wirausaha khususnya santri preneur, pesantren preneur dan socio preneur untuk menaikkan kelas jenis usahannya. Pemerintah pusat maupun Pemprov Jatim berkomitmen untuk mendampingi dan menjembatani pelaku UKM dan UMKM berbasis santri dan pesantren dalam merambah pasar eksport yang lebih luas, salah satunya melalui program OPOP,” ungkapnya.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Jatim ini mengatakan bahwa kemandirian ekonomi seorang santri bisa membawa efek bola salju pada berbagai hal. Kekuatan ekonomi di lingkungan Santri dan Pesantren secara tidak langsung memberi kontribusi pada iklim pertumbuhan ekonomi. Baik pertumbuhan ekonomi pada tingkat daerah, provinsi, maupun pusat.
Kontribusi yang seperti itu merupakan bentuk siaga jiwa dan raga dalam membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia. Hal ini sesuai dengan tema hari Santri kali ini adalah Santri Siaga Jiwa dan Raga.
Peringatan Hari Santri tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini dilakukan dengan upacara bendera. Peserta upacara sendiri terdiri dari para santri yang berasal dari berbagai pondok pesantren di Jatim seperti Ponpes Tebu Ireng Jombang, Ponpes Tambak Beras Jombang, Ponpes Amanatul Ummah Surabaya, Ponpes Wali Barokah Kediri, Ponpes Modern Muhammadiyah dan Ponpes Al Mizam Muhammadiyah.
Upacara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh Nahawi, juara MTQ Tahun 2020 yang dilanjutkan dengan pembacaan sejarah singkat Hari Santri oleh Muhammad Yunus, Kepala Satuan Pendidikan Mu’adalah Ponpes Tebuireng Jombang. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran Bendera Merah Putih, pembacaan teks Pancasila, pembukaan UUD 1945 dan Ikrar Santri.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah turut memberikan Lencana Jer Basuki Mawa Beya Emas kepada Alm. KH. Abdul Wahab Chasbullah (pencipta lagu ‘Syubbanul Wathan’), yang diterima oleh Nyai Hj. Mahfudhoh Abdul Wahab Chasbullah. Kemudian Lencana Jer Basuki Mawa Beya Emas kepada juga diberikan kepada Alm. KH. Ali Manshur Shiddiq (pencipta Syair ‘Sholawat Badar’) yang diterima oleh Gus Saiful Islam Ali Manshur.
Selain itu, turut diserahkan pula penghargaan kepada juara lomba Inovasi Busnis Santripreneur kategori santri junior dan senior. Untuk kategori santri junior diantaranya Juara 1 diraih Ceviera Jihan Maulidia dan Nur Imtinan Raudhatus Shafiyah dari Ponpes Modern Al-Rifaie 2 Malan dengan inovasi Sabun Cuci Piring "MOVE CLEAN".
Juara 2 diraih Nuril Iklimah dari Ponpes Al-Yasini Pasuruan dengan inovasi Kulit Buah Kapuk dan Daun Lobak Solusi untuk penyakit Myo pada udang. Serta juara 3 diraih M. Ghofur Rofiq Amanu dan M. Hidayat Nur Tsalis dari Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto dengan inovasi Smart Stove.
Kemudian untuk kategori Santri Senior diantaranya Juara 1 diraih oleh Siti Dzurriyati dan Putri Nadia Anggraita dari Ponpes Daarussalaam Madiun dengan inovasi Simple Calligraphy Gift, Juara 2 diraih Aprillia Widyaninh Tyas dari Ponpes Bani Syihab Malang dengan inovasi Decoupage, dan juara 3 diraih M. Andryan Wahyu Saputra dari Ponpes Al-Islam Malang dengan inovasi Platform Budidayaku.
Turut hadir jajaran Forkopimda Provinsi Jatim, pengasuh Ponpes di Jatim, pimpinan organisasi keagamaan Islam, Pimpinan Wilayah NU, Muhammadiyah dan LDII Jatim, serta Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim. (dev/ns)