Pimpin Apel Awal Tahun, Khofifah Minta BPBD Siap Siaga
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim proaktif dalam melakukan antisipasi terhadap potensi bencana di musim hujan akibat La Nina dan hidrometeorologi. Jangan sampai terlambat antisipasi.
Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim proaktif dalam melakukan antisipasi terhadap potensi bencana di musim hujan akibat La Nina dan hidrometeorologi. Jangan sampai terlambat antisipasi.
"Fenomena La Nina diikuti hidrometeorologi yang berakibat timbulnya bencana banjir bandang, puting beliung, longsor dan banjir harus benar-benar diantisipasi dengan mitigasi yang komprehensif serta kordinasi yang efektif . Hingga bulan April curah hujan masih berpotensi turun sangat tinggi. Waspada dan siap siaga," ungkap Khofifah saat memimpin apel pagi di Kantor BPBD Jatim, di Jalan Letjen S Parman No. 55, Waru, Sidoarjo, Senin (3/1).
Turut mendampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Plh. Sekdaprov Jatim dan seluruh jajaran kepala OPD Pemprov Jatim.
"Kenapa apel perdana 2022 di BPBD Jatim. Hal ini karena ancaman bencana terlihat nyata dan terkait erupsi Semeru," kata Khofifah yang bertindak sebagai inspektur upacara.
Menurut gubernur perempuan pertama di Jatim ini, korban dan dampak erupsi Semeru lebih luas dari tahun lalu. "Kita sebagai manusia harus memahami dan mengerti bahwa kita hanya manusia. Tidak ada yang perlu ditonjolkan," tambahnya.
Dicontohkannya, banjir lahar dingin dari Gunung Semeru yang kembali terjadi menjadi bukti bahwa perubahan iklim dan kebencanaan berlangsung secara dinamis. Oleh karenanya, mitigasi bencana, kewaspadaan menjadi sesuatu yang harus terus di koordinasikan kepada semua pihak agar mengantisipasi terjadinya dampak bencana yang tidak kita harapkan.
Karenanya, di awal tahun 2022 ini, Khofifah juga meminta kepada jajaran OPD di lingkungan Pemprov Jatim untuk terus bergerak merespon secara cepat apa yang menjadi kekhawatiran masyarakat. Baik jajaran di bidang perdagangan, kesehatan, pendidikan hingga semua sektor untuk bergerak mengantisipasi segala hal yang dibutuhkan masyarakat. "Intinya adalah mitigasi, kordinasi dan solusi efektif dari semua pihak," imbuhnya.
Khusus untuk bidang pendidikan, Khofifah secara khusus meminta agar dilakukan excercise lebih detail terhadap kesiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Dengan capaian vaksinasi yang sudah di atas 60 persen bagi lansia dan 70 persen bagi umum. Khofifah mengungkapkan bahwa Jatim bisa segera bersiap untuk melaksanakan PTM penuh sesuai capaian vaksinasi di unit pendidikan.
Apel pagi ini juga melibatkan perwakilan organisasi mitra Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim. Sebanyak 20 orang dari perwakilan organisasi mitra SRPB Jatim ikut dalam apel ini. Mereka langsung dipimpin oleh Koordinatornya, Dian Harmuningsih.
Beberapa perwakilan mitra organisasi SRPB Jatim yang hadir antara lain Relawan Surabaya (Resu), Aksi Cepat Tanggap (ACT) MRI, JOSS Peduli, Santri Tanggap Bencana (Santana), Galena, Jalur Bebas Rintangan Kabut (Jabrik), Pramuka, titipair.org, JSP, FKBN, dan Unit Aksi Cepat (UAC) YDSF.
Apel juga diikuti oleh instansi pemerintah lainnya. Seperti Dinas Perhubungan Jatim, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Dinas PU SDA, Dinas PU Bina Marga, Dinas Kesehatan, Dinas PRKP dan SK, Dinas Koperasi dan UKM, dan Satpol PP. Sedangkan BPBD Jatim menghadirkan seluruh pejabat dan stafnya.(rd)