Polresta Sidoarjo Ungkap Jual Beli Senpi Ilegal Antarprovinsi
Satreskrim Polresta Sidoarjo berhasil mengungkap sindikat senjata api ilegal antarprovinsi.
Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Satreskrim Polresta Sidoarjo berhasil mengungkap sindikat senjata api ilegal antarprovinsi. Sejumlah barang bukti senjata api berbagai jenis beserta ratusan amunisi berhasil diamankan.
“Dari informasi yang kami peroleh pada pertengahan Februari adanya pengiriman paket senjata api dari Blitar tujuan Makassar, yang dikirim melalui ekspedisi dan paket tersebut berada di kawasan pergudangan Sedati Gede, Sidoarjo. Alhasil berhasil kami dapatkan ada dua kodi paket bertuliskan spare part. Kami cek berisi pistol merek G2 Combat tanpa nomor seri dan tanpa amunisi,” jelas Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Kusumo Wahyu Bintoro pada wartawan, Jumat (24/2).
Kemudian, tim Resmob Satreskrim Polresta Sidoarjo berupaya mengungkap orang yang mengirim paket tersebut. Hingga berhasil meringkus satu orang sebagai pelaku pengirim paket senpi ke Makassar yakni TS (34), warga Kademangan, Blitar.
“Saat ditangkap, anggota mendapatkan satu barang bukti kepemilikan senpi pistol Glock dan amunisi tajam di dalam jok sepeda motornya,” lanjut Kusumo Wahyu Bintoro.
Kemudian dengan membawa TS, polisi menggeledah rumahnya di Kademangan, Blitar. Polisi berhasil menemukan dan menyita dua senpi laras panjang, yaitu jenis M24 kal 5,56 mm dan senpi laras panjang sniper SR25 No. KM140077 kal 7,62 mm, ratusan amunisi tajam, dan alat-alat reparasi senjata api.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap TS didapatkan keterangan bahwa ia mengakui sebagai senpi G2 Combat melalui paket jasa ekspedisi. Senpi awalnya berasal dari A (Jakarta), dan sebagai pemesan adalah T (Makassar). Senpi G2 Combat tersebut pernah dijual kepada EK (Blitar) dan selanjutnya ditukar tambah dengan senpi Zoraki 917.
“Dari pengakuan TS sudah 9 tahun ini melayani jasa servis dan perakitan senjata api. Ia menyebut pernah menjual senpi kepada EK dan AS,” tambah kapolresta Sidoarjo.
Selanjutnya pada 20 Februari 2023 penyidik melakukan penindakan dan berhasil mengamankan EK dan AS di Blitar serta melakukan penyitaan barang bukti. Barang bukti yang ditemukan sewaktu penggeledahan rumah EK di Bakung, Blitar berupa satu pucuk pistol merk Zoraki 914 kaliber 9 mm (dibeli dari TS pada Maret 2022 seharga Rp27 juta), satu pucuk pistol merk Zoraki 917 kaliber 9 mm (tukar dengan G2 Combat milik TS pada Oktober 2022), 101 butir amunisi tajam caliber 9 mm, empat butir selongsong amunisi.
Sedangkan barang bukti yang ditemukan sewaktu penggeledahan rumah AS di Wonotirto, Blitar, berupa satu pucuk senpi jenis revolver SW, 40 butir amunisi kaliber 22 mm, satu butir selongsong amunisi kaliber 22 mm. Ia membeli revolver SW dari TS seharga Rp.10,5 juta pada tahun 2021.
Terkait kepemilikan senpi beserta amunisi yang ada pada ketiga orang tersebut, motif masing-masing berbeda. TS memiliki motif karena gemar merakit senjata dan diperjual belikan untuk mendapatkan keuntungan. EK, untuk jaga diri karena profesinya sebagai pedagang sering transaksi keuangan dalam jumlah banyak. Lalu AS, hanya sebagai hobi menembak di hutan.
Untuk persangkaan pasal yang dikenakan, adalah pasal 1 ayat (1) UU Darurat No. 12 Tahun 1951. Dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20.(cat/rd)