Program dan Inovasi Berbasis Kemasyarakatan Dinilai Penting di Lumajang
TPK, Kader PKK dan Sabahat PKK, berperan memberikan sosialisasi maupun pendampingan, apabila ada bayi yang terindikasi stunting untuk disarankan melakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan Kesehatan.
Lumajang, HB.net - Percepatan penurunan stunting di Lumajang sangat dibutuhkan peran dari lintas sektor, dengan berbagai program dan inovasi berbasis kemasyarakatan.
“TP PKK adalah salah satu organisasi masyarakat yang berkontribusi dalam upaya penurunan stunting atau tengkes di Lumajang. Intervensi yang diberikan sangatlah baik dengan pemberdayaan masyarakat melalui program dan inovasi yang telah dilaksanakannya,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Lumajang, dr. Rosyidah.
Dalam kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat, bertempat di Graha Nagara Bhakti Kantor BKD Lumajang, ia menjelaskan jika Tim Pendamping Keluarga (TPK), Kader PKK dan Sahabat PKK merupakan ujung tombak dari PKK dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di wilayah.
“TPK, Kader PKK maupun Sahabat PKK merupakan ujung tombak bagi PKK untuk mendukung pemerintah mengentaskan problematik stunting di wilayah, karena merekalah yang paling bisa dekat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat,” terang dia.
TPK, Kader PKK dan Sabahat PKK, berperan memberikan sosialisasi maupun pendampingan, apabila ada bayi yang terindikasi stunting untuk disarankan melakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan Kesehatan.
“Selain layanan kesehatan, pemberian informasi tentang pentingnya pola asuh yang benar dalam masa 1.000 hari pertama kehidupan ini juga terus dilakukan,” imbuh dia.
Menurut Perwakilan BKKBN Jawa Timur (Jatim), Nur Hotimah, penanganan stunting sejatinya dilakukan sejak prakonsepsi atau pembuahan hingga usia 2 tahun dimana dikenal dengan masa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).
Permasalahan tumbuh kembang di masa 1000 HPK hingga balita disebabkan faktor multidimensi dan tidak melulu disebabkan faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun anak balita. Namun, dari berbagai hal seperti kesehatan, sanitasi dan tumbuh kembang yang dipengaruhi faktor pengasuhan.
“Kualitas pengasuhan sangat menentukan kualitas generasi penerus yang dilahirkan oleh satu keluarga, karena masa awal kehidupan setiap individu sebagian besar waktunya dihabiskan bersama keluarga di lingkungan rumah, dan masa paling fundamental dalam keseluruhan tahapan kehidupan atau sering disebut Golden Period, sehingga menjadi hal yang sangat penting bagi calon orang tua untuk merencanakan dan menyiapkan kehamilan dan pengasuhan secara optimal,” terangnya. (ron/diy)