PTPN Xl Siapkan Excellent Operational

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menyiapkan langkah strategis untuk giling tahun 2021 dengan menempatkan upaya penambahan bahan baku tebu sebagai prioritas.

PTPN Xl Siapkan Excellent Operational
Evaluasi giling dan monitoring program peningkatan kinerja oleh holding.

Madiun, HARIAN BANGSA.net - PT Perkebunan Nusantara (PTPN)  XI menyiapkan langkah strategis untuk giling tahun 2021 dengan menempatkan upaya penambahan bahan baku tebu sebagai prioritas.

"Inti permasalahan yang kami hadapi saat ini adalah berkurangnya pasokan bahan baku tebu. Salah satu penyebabnya adalah lahan tebu existing yang ada tidak banyak bertambah. Sedangkan jumlah pabrik gula di Jatim bertambah," terang Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja dalam kegiatan evaluasi giling 2020 dan monitoring program peningkatan kinerja oleh PTPN III (Persero) selaku holding perkebunan Kamis,  (26/11).

Sehingga kebutuhan kapasitas giling tidak terpenuhi dengan optimal. Ini yang menjadi PR bagi semua industri gula untuk membangun lahan tebu baru.  PTPN XI selain mengoptimalkan protas di lahan sendiri. Baik sewa maupun kerja sama agroforestry dengan Perhutani di wilayah barat.

Sedangkan untuk HGU di wilayah timur Situbondo, Jember, dan Lumajang dinaikkan target protas karena beberapa lahan sudah mencapai 100 ton per hektarenya. “Untuk opsi menambah lahan sedang kami kaji terkait kondisi internal dan potensi sinergi dengan pihak ketiga masih terbuka," imbuh R. Tulus Panduwidjaja.

Dalam monitoring tersebut, Direktur Operasional PTPN III (Persero) Mahmudi juga melakukan kunjungan ke Agroforestry Rejuno KPH Saradan yang merupakan bentuk kerja sama antara PTPN XI dengan Perhutani sejak tahun 2017.

"Kerja sama agroforestry menjadi salah satu alternatif menambah ketersediaan bahan baku tebu yang saat ini mengalami penurunan karena konversi lahan dan persaingan dengan pabrik lain. Baik yang sudah lama berdiri maupun PG baru,” jelas Mahmudi.

Jadi harus dikelola dengan baik dan segera dikembangkan lebih luas lagi dengan tetap mengacu pada kondisi dan kesuaian lahan. Untuk itu, survei lahan sangat perlu dilakukan dengan benar agar mendapatkan lahan yang layak ditanami tebu.

Penurunan lahan juga mendapat sorotan berbagai pihak. Termasuk Kementerian Pertanian. Selasa (24/11), sebelumnya dalam acara National Sugar Summit yang digelar secara virtual, Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono memaparkan ada penurunan luasan lahan dan daya saing komoditas tebu yang  berkurang. Sehingga sering kali berebut dengan komoditas nontebu.

Terpisah, hal serupa disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) Daniyanto. Dia menyoroti tidak seimbangnya jumlah bahan baku tebu yang tersedia dengan kebutuhan pabrik gula dan peluang yang dimiliki PTPN XI.

"Tantangan berupa tidak balance-nya supply dan demand  bahan baku tebu terlebih seiring beroperasinya pabrik gula baru di Jawa Timur. Maka harus disikapi dengan cermat dan cepat oleh PTPN XI dengan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada,” jelasnya.(mid/rd)